JAKARTA, JOURNALARTA.Com – Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Pemprov Babel) pada 2021 memutuskan untuk meminjam dana sebesar Rp235,95 miliar dari PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI). Langkah ini diambil untuk mempercepat pembangunan di wilayah tersebut, khususnya dalam beberapa sektor penting.
Dana pinjaman tersebut dialokasikan untuk berbagai proyek pembangunan antara lain pembangunan jalan, pengadaan alat kesehatan di RSUP Bangka Belitung, serta pembangunan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI). Proyek-proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas infrastruktur di Babel.
Dr. M. Arief Noor, seorang akademisi dari Toboali, Kabupaten Bangka Selatan menyatakan keputusan untuk meminjam dana ini telah memberikan dampak positif bagi Propinsi Babel. Menurutnya, peningkatan infrastruktur yang terjadi memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat.
Infrastruktur strategis seperti RSUP Babel dan pengembangan jalan telah memperbaiki akses masyarakat terhadap layanan kesehatan dan transportasi. Hal ini menunjukkan dampak positif dari dana pinjaman tersebut terhadap kualitas hidup masyarakat setempat.
Selain itu, pembangunan pelabuhan ikan diharapkan dapat mendukung aktivitas ekonomi nelayan dan sektor perikanan, yang pada gilirannya akan mengembangkan ekonomi lokal.
“Langkah ini dinilai sebagai upaya strategis untuk menggerakkan perekonomian daerah,” katanya.
Arief juga menambahkan bahwa percepatan pembangunan proyek vital dapat direalisasikan lebih cepat dengan adanya dana pinjaman ini, dibandingkan jika hanya mengandalkan dana APBD.
“Ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mempercepat pembangunan daerah,” imbuhnya.
Sekedar tambahan informasi, Pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun 2020/2021 sebesar Rp 235,95 miliar untuk Provinsi Bangka Belitung dari PT SMI saat Erzaldi Rosman menjabat sebagai Gubernur tiba-tiba diangkat saat Pilkada 2024.
Untuk diketahui, sampai tahun 2024 ini, PT SMI telah memberi pinjaman kepada pemerintah daerah sekitar Rp39 triliun. Ada berapa pemerintah daerah yang meminjam dana Pembangunan ke SMI? Ada 93 di seluruh Indonesia. Bahkan, saat program ini pertama digulirkan, menurut data Kemendagri ada 124 pemda yang mengajukan proposal.
Provinsi Jawa Barat dan Banten sebagai dua provinsi dengan PAD terbesar juga memanfaatkan fasilitas PEN SMI ini. Jawa Barat sebesar Rp 4 triliun dan Banten Rp 4,1 triliun. Sementara Sumatera, total porsi dari pinjaman PEN sekitar 10% atau Rp 3,9 triliun. Sedangkan Babel hanya Rp 235,95 miliar atau nol koma sekian persen.
Mengapa banyak daerah yang mengajukan? Ini karena ekonomi tahun 2020 terdampak COVID-19. Tahun 2020, postur APBD sebagian daerah mengalami penurunan, bahkan ada beberapa yang defisit termasuk Babel sendiri.
PAD Babel turun akibat dampak Covid-19, dan Dana Bagi Hasil juga turun karena penurunan ekspor timah, sehingga APBD defisit. Maka pertimbangan dari beberapa pihak, termasuk dengan wakil rakyat, disetujui untuk mengambil fasilitas pinjaman PEN dari SMI.
Mengapa meminjam ke SMI? SMI itu adalah BUMN yang berada di bawah Kementrian Keuangan (Kemenkeu) yang diberi misi khusus untuk pembiayaan pembangunan. Perusahaan ini diberi mandat oleh Pemerintah Pusat sebagai katalis untuk mempercepat Pembangunan nasional. Bentuknya LKBB alias Lembaga Keuangan Bukan Bank. Jadi SMI ini representasi pemerintah bukan swasta.
Tahun 2020 itu, gegara COVID-19, Kemenkeu menggulirkan Program PEN agar Pemda yang dilanda kesulitan finansial dalam pembangunan infrastruktur tetap bisa membangun dengan bantuan dana dari pusat. Selama ini di pusat ada dana DAK, DAU, dan lain-lain yang disalurkan ke daerah tiap tahun. Oleh sebab itu, Fasilitas PEN ini diberikan kepada daerah yang nilainya langsung besar di awal supaya bisa bangun infrastruktur yang nanti dicicil dari potongan dana DAU tiap tahun.
Penyaluran PEN ke Pemda itu memiliki dasar hukum yakni Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 105/PMK.07/2020, yang diamandemen oleh PMK 179/PMK.07/2020, dan diamandemen oleh PMK 43/PMK.07/2021.
Waktu program PEN ini digulirkan tahun 2020/2021, SMI juga punya prioritas. Fokus prioritas waktu itu ke infrastruktur (jalan, jembatan, dan lain-lain), fasilitas kesehatan (rumah sakit dan faskes lainnya), sumber daya air, dan lain-lain.
Sedangkan yang dibangun Pemprov Babel dari dana pinjaman PEN SMI ini sesuai dengan prioritas tersebut. Dana Rp 235,95 miliar itu dibangun untuk fasilitas kesehatan (Faskes) di RSUD Ir. Soekarno, pembangunan dan pelebaran fasilitas jalan di seluruh Babel (termasuk di Bangka Selatan salah satunya pelebaran Jalan Air Gegas–Bedengung, Bedegung-Batu Betumpang) dan PPI Sungai Baturusa. Pada tahun 2021 ekonomi Babel tumbuh 5,05%, tertinggi se-Sumatera pada saat Covid-19. (Tim)