Bangka Tengah, Journalarta.com – Keluarga Apredi yang tinggal di Kampung Bedeng Desa Baskara Bhakti pada Kamis sore 03/12/2020 tampak bahagia dan senyum terpancar dari setiap keluarga, salah satu keluarganya adalah Ibu Rini yang merupakan ibunda dari Apredi.
Kebahagian keluarga ini adalah pada hari tersebut mereka menerima langsung kunci rumah dari Danrem 045/Garuda Jaya Brigjen TNI M. Jangkung Widyanto, S.I.P., M.Tr.(Han) dalam rangka memperingati Hari Juang TNI AD ke-75.
Kepada personel Penrem 045/Gaya, ibu Rini bercerita tentang suka duka yang di rasakan keluarga selama puluhan tahun menempati atau mendiami gubuk sebelum di rehab oleh prajurit Korem 045/Garuda Jaya dan Kodim 0413/Bangka.
Ceritanya sebelum gubuk tersebut di berikan sepenuhnya kepada anaknya Apredi, ia telah menempatinya dan membesarkan anaknya termasuk Apredi di rumah tersebut. Setelah Apredi menikah maka ia menyerahkan gubuk tersebut dan dia bersama suami pindah ke Belitung.
Di momen penyerahan kunci tersebut ia berusaha untuk pulang ke Desa Baskara Bhakti dari pulau Belitung, Ia mengisahkan pengalaman yang pahit saat mendiami gubuknya yaitu tatkala datang hujan apalagi bila angin kencang secara tiba-tiba maka mereka sekeluarga secepatnya berlari dari gubuknya untuk menghindari hal yang tidak diinginkan karena gubuknya beratapkan dedaunan dan plastik serta dindingnya terbuat dari bambu.
Bu Rini juga menceritakan kepahitannya selama puluhan tahun tidur di atas papan, selain itu juga merasakan dinginnya bila tengah malam dan merasakan panasnya bila terik matahari telah berada pada puncaknya.
Penderitaan keluarganya tidak sampai disitu saja, tatkala keluarga ini rumahnya mau di rehab mereka sangat gembira, namun kegembiraan itu sirna seketika karena rehab rumahnya tidak jadi dan dipindahkan ke tetangga karena tanah yang ditempatinya belum lunas.
Untuk melunasi ataupun untuk mendapatkan uang sebanyak Rp 1. 200 .000,- yang merupakan sisa pembayaran tanahnya, ia dan keluarga bekerja keras siang dan malam selama 3 (tiga) Minggu penuh.
Akibatnya sempat sakit tidak bisa bangkit karena terlalu memaksa dalam pengumpulan uang tersebut karena penghasilan keluarga kami hanya nelayan, kadang melimbang dan kerja serabutan, itupun perahu kami terbuat dari papan bekas.
Kini kami sangat bersyukur, kami tidak tidur dipapan lagi, tidak kedinginan dan kepanasan lagi serta tidak lagi ketakutan bila angin kencang datang, kami sangat berterima kasih kepada TNI, kebahagiaan kami lengkap apalagi tepat hari ini adalah hari kelahiran saya. Ungkapnya.
Terima kasih Pak Danrem, Pak Dandim dan semuanya yang terlibat dalam rehab rumah kami yang tidak layak huni jadi layak huni, kami tidak bisa membalas, hanya doa yang bisa kami panjatkan semoga tetap menjadi amanah dan tetap dalam lindungan NYa. Amin. Doanya. (R.H. Penrem/red)
Eksplorasi konten lain dari JournalArta
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.