Tahun 2022 perusahaan OEM (Original Equipment Manufacturer) mulai memproduksi kendaraan listrik
Jakarta, Journalarta.com – Kebutuhan investasi Indonesia untuk membangun industri baterai kendaraan listrik (baterai EV) dari hulu ke hilir membutuhkan nilai investasi yang cukup tinggi, mencapai US$13,4 miliar—US$17,4 miliar atau atau Rp188,2 triliun-Rp244,5 triliun.
Pembangunan industri baterai akan melibatkan konsorsium BUMN dan saat ini sedang membentuk Indonesia Battery Holding (IBH) untuk mengelola industri baterai terintegrasi dari hulu sampai ke hilir. Perusahaan holding yang terdiri dari empat BUMN antara lain MIND ID atau PT Inalum (Persero), PT Aneka Tambang Tbk, PT Pertamina (Persero), dan PT PLN (Persero).
Dilansir dari bumn.info, MIND ID melalui PT Antam Tbk memiliki cadangan nikel nomor dua di Indonesia yang akan berperan menyediakan bijih nikel sebagai bahan baku hingga bahan antara baterai EV, mulai dari pengolahan bijih nikel sulfat hingga diolah menjadi prekursor dan katoda.
Baca juga: ANTM Targetkan Penjualan Bijih Nikel Naik Sebesar 6,71juta wmt
Berdasarkan peta jalan industri baterai kendaraan listrik, tahun ini sudah ada penyelesaian kerjasama pengembangan investasi produksi baterai kendaraan listrik dan penerapan ESS di PLN.
Di tahun 2022 perusahaan OEM (Original Equipment Manufacturer) mulai memproduksi kendaraan listrik dan IBH akan mulai membuat baterai kendaraan listrik dalam skala kecil, seperti baterai untuk sepeda motor listrik.
Selanjutnya, fasilitas pengolahan dan pemurnian smelter nikel dengan menggunakan proses hidrometalurgi atau dikenal dengan Smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) direncanakan bisa mulai beroperasi pada tahun 2024.
Tahun 2025 pembangunan pabrik sel baterai ke baterai ditargetkan rampung dan mulai beroperasi. Dan di tahun 2026, pembangunan pabrik tahap pertama ditargetkan dapat selesai.(red)
Baca juga: BUMN Diharapakan Dukung Progam Gerakan Nasional Wakaf Uang
Eksplorasi konten lain dari JournalArta
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.