NEWSOPINI

Mencari Pekerjaan di Bangka Belitung Tidak Sesulit di Propinsi Lainnya

Pengangguran dan Kemiskinan di Wilayah Bangka Belitung Saat ini Terasa Semakin Meningkat.

Bangka Belitung, Journalarta.com – Dalam era globalisasi seperti sekarang ini kita di tuntut untuk dapat mencapai pendapatan yang tinggi. Hal ini di karenakan terutama biaya pendidikan, kesehatan dan fasilitas serta kebutuhan yang semakin hari semakin naik.

Program kerja dan usaha tentunya sudah di lakukan dengan maksimal oleh pihak pemerintah untuk mensejahterakan masyarakatnya. Resiko yang di dapat apabila kemiskinan suatu negara meningkat adalah tidak tercapainya Sumber Daya Manusia yang berkualitas serta tidak dapat berkembangnya kemajuan suatu negara.

Realitanya saat sekarang ini masyarakat sangat di tuntut untuk dapat menyamakan persaingan yang sangat kompetitif. Kemajuan dunia yang sangat pesat memiliki beberapa dampak yakni dampak posotif dan dampak negatif yang masing-masing dampak atau pengaruh tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan terhadap personal atau individu yang dampaknya mempengaruhi seluruh komponen dalam kehidupan terutama arus pertumbuhan perkenomian.

Menurut Chambers dalam Nanga (2006), kemiskinan terutama di daerah pedesaan (rural poverty) adalah masalah ketidakberdyaan  (powerlessness), keterisolasian ( isolation), kerentanan dan kelemahan fisik. Dan penyebabnya adalah pendidikan yang terlampau rendah, malas bekerja, keterbatasan sumber alam, terbatasnya lapangan kerja, keterbatasan modal dan beban keluarga.

Seharusnya penyebab dan dampak seperti yang telah di jabarkan di atas tidak terjadi lagi karena kita sudah di mudahkan dengan berbagai macam kemudahan seperti teknologi yang semakin canggih dan modern.

Untuk pengangguran di wilayah Bangka Belitung saat ini terasa semakin meningkat di tambah karena dampak Pandemi Covid-19. Tidak tersedianya lapangan perkerjaan menyebabkan banyak sekali penggangguran dan banyaknya umur / usia produktif yang seharusnya memiliki kualitas potensial malah semakin mengalami kemunduran integritas.

Banyaknya pernikahan di usia muda dan hanya hidup bergantung pada nasib / takdir yang menyebabkan kemiskinan baik secara sosial, budaya, etika dan pendapatan / penghasilan yang buruk atau di bawah rata-rata.

Di wilayah Bangka Belitung pada khususnya mungkin mencari pekerjaan tidak sesulit mencari pekerjaan di Jakarta, Jawa atau Bali. Banyak sekali Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) yang belum di manfaatkan secara kreatif oleh masyarakatnya. Berbeda dengan wilayah Jakarta, Jawa dan Bali yang sudah memaksimalkan seluruh potensi maksimal sehingga masih sangat mudah mencari pekerjaan.

Berikut menurut saya ada beberapa program / system teknologi yang akan membantu penduduk Indonesia agar dapat memperoleh pendapatan perkapita yang mampu bersaing dengan negara maju lainnya seperti Singapura, Malaysia atau Brunei Darussalam yang menempati peringkat ke-4 pendapatan tertinggi di dunia.

Aplikasi yang akan di buat adalah akan seperti aplikasi Bukalapak, Blibi, Tokopedia, Grab atau Oriflame dan bahkan akan menyaingi aplikasi Alibaba kepemilikan Jackma. Aplikasi ini di buat agar dapat membantu masyarakat memperoleh pendapatan / penghasilan dengan mudah serta untuk mengurangi kemiskinan.

Dengan modal yang cukup terjangkau bagi pemerintah atau investor agar masyarakatnya sejahtera adalah sekitar 20-100 juta untuk tahap awal.

Aplikasi yang akan di sistemasikan sedemikian rupa agar masyarakat mendapatkan penghasilan 10-30 juta per orang per tiap bulannya. Dan tahap ke dua mampu mencapai 30-60 juta tahap ke tiga 60-100 juta dan seterusnya sampai bahkan ratusan juta tiap individu setiap bulannya.

Di harapkan dengan adanya opini seperti ini ada tindak lanjut dari pemerintah atau investor agar segera untuk di realisasikan yang bertujuan menuju peradaban dunia yang semakin baik.

Oleh : Dian Prehananti, S.E

Tim Redaksi Journalarta.com

Baca juga: Babel Masih Berketergantungan Dengan Timah, Belum Bisa Move On


Eksplorasi konten lain dari JournalArta

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

What's your reaction?

Related Posts

Tinggalkan Komentar