Harga Eceran Tertinggi Daging Sapi dan Ayam di Bangka Belitung.
Pangkalpinang, journalarta.com – Dalam upaya untuk menjaga kestabilan harga ayam potong di pasar, pemerintah provinsi kepulauan Bangka Belitung dalam hal ini Gubernur Babel, Erzaldi Roesman beberapa waktu lalu telah mengeluarkan Surat Edaran itu nomor: 510/029/Disperindag-IV berkaitan tentang harga eceran tertinggi daging sapi dan ayam pedaging di Provinsi Bangka Belitung.
Dalam Edaran tersebut, Gubernur menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) Daging sapi Rp 135.000 perkilogram di pulau Bangka dan Rp 140.000 per kilogram di Pulau Belitung.
Sedangkan untuk HET Ayam potong di tetapkan sebesar Rp 35.000 per kilogram bulat dan untuk karkas (bersih) sebesar Rp 40.000 per kilogram.
Akan tetapi Edaran yang di keluarkan Gubernur tentang HET ayam potong tersebut tidak serta merta bisa di ikuti oleh para pedagang ayam potong di Pangkalpinang.
Seperti yang di ungkapkan oleh salah satu pedagang ayam potong yang ada di Pasar Pangkalpinang. Ia mengatakan pemerintah hanya menetapkan HET tanpa melihat Harga modal yang di ambil.
Baca juga: Pedagang Ayam Merah di Pasar Pangkalpinang Keluhkan Sepi Pembeli
Kepada awak media journalarta.com, Ia pun mengatakan untuk hari ini, Senin( 9/5/2021) mungkin masih stabil harga beli dari PT, akan tetapi Esok dan Lusa bisa jadi ada kenaikan di tambah lagi jikalau adanya penutupan pelabuhan.
” Pak Gub hanya melihat HET tapi tidak melihat NET (modal para pedagang). Masak kita ambil dengan harga Rp. 33.500,00 trus kita jual dengan Harga Rp. 35.000,00. Di mana keuntungan para pedagang. Kalau kenaikan harga itu di tentukan dari luar gimana? Emang ayam tidak bisa susut, emang kita ngak ada biaya operasional ?,” ungkap seorang pedagang ayam yang tidak mau di sebutkan namanya.
Lebih lanjut Ia pun mengatakan rata-rata para pedagang ayam potong rata-rata membeli ayam dari luar pulau Bangka Belitung, Hal itu di karenakan Ayam dari luar lebih besar ketimbang ayam lokal sendiri.
Ia menjelaskan Ayam potong dari luar Bangka berat minimal 2,5 kilogram per ekor, sedangkan ayam lokal hanya 1,5 kilogram per ekor. Sedangkan masyarakat lebih memilih yang besar ketimbang yang kecil.
” Kita memilih ambil ayam dari luar Bangka karena lebih besar di banding ayam lokal. Masyarakat juga lebih cenderung membeli yang besar ketimbang yang kecil, kita juga ngak tau kenapa ayam lokal lebih kecil di banding ayam luar,” tuturnya.(red)
Baca juga: Inilah Daftar Harga Ayam Jelang Lebaran Di Pasar Pangkalpinang
Eksplorasi konten lain dari JournalArta
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.