OPINI

Peran Putra Daerah Menyelesaikan Konflik Berkepanjangan PT Timah Dengan Local Comunity

Ketua Umum PKT Bilang Putra Terbaik Asli Daerah Yang Dapat Mengatasinya License To Operate

Bangka Belitung, Journalarta.com – Dunia pertambangan tidak akan pernah lepas dari masyarakat wilayah operasi, baik secara lingkungan, tenaga kerja, kesejahteraan atau keselarasan dalam kepentingan-kepentingan yang berbeda antara perusahaan tambang dengan Masyarakat.

Hal ini selaras dengan hasil kajian dari lembaga survey internasional Ernst n Young, dimana kami mencatat dalam 10 tahun terakhir tantangan utama perusahaan pertambangan ialah persoalan PERIZINAN baik formal maupun informal mereka menyebutnya LICENSE TO OPERATE.

Bahkan dari survey tersebut 98 % investor sangat peduli melihat kinerja perusahaan pertambangan dalam mengelola ESG ( Environment, Social, Government ) terutama Local Comunity Impact, dan persoalan ini menjadi perhatian serius bagi mereka (investor) menginginkan nilai tidak kurang 73% dari responden.

Tidak terkecuali PT TIMAH Tbk merupakan Perusahaan tambang yang berada di Kepulauan Bangka Belitung dan Kepulauan Riau PT TIMAH Tbk merupakan salah satu Perusahaan yang tergabung dalam Group Mind ID, media sosial dan media elektronik tak pernah luput dari pemberitaan berkaitan dengan Perusahaan penghasil Timah ini.

Mulai dari konflik dengan masyarakat khususnya nelayan, bahkan sampai tindakan pengrusakan Kapal Isap Produksi (KIP) milik mitra perusahaan yang sewa beroperasi di wilayah IUP PT Timah perairan laut Bangka.

Pengrusakan KIP milik mitra perusahaan yang oleh sekelompok oknum masyarakat nelayan berujung proses pidana, sehingga dengan sangat terpaksa mengambil langkah hukum yang menjadi pilihan Manajemen Perusahaan

Meskipun konsekuensi hukumnya ada beberapa orang oknum masyarakat nelayan terpaksa mendekam dibalik jeruji besi, sebagai pelajaran hidup bahwa kita tunduk kepada ketentuan peraturan yang laku (hukum) dan berada di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bukan negara bar-bar.

Efek Domino License to Operate

Persoalan penambangan sering kali terjadi perbedaan pendapat hal ini dikarenakan masyarakat dengan perusahaan melihat persoalan penambangan dengan sudut pandang yang tentunya berbeda.

Tidak dipungkiri masih banyak pandangan masyarakat kita salah dalam mengartikan implementasi dari keinginan perusahaan itu sendiri, dan terlebih terkadang perusahaan juga sering kali kurang tanggap/peka atau kurang mampu membaca keinginan masyarakat setempat pada saat perusahaan akan berencana melakukan exploitasi di wilayah operasinya.

Salah satu contoh kasus dan pelajaran bagi PT Timah Tbk, belum lama terjadi beberapa waktu yang lalu di izin usaha pertambangan (IUP) wilayah operasi Kepulauan Riau, secara administrasi hukum sah adalah wilayah tersebut milik PT TIMAH Tbk, namun apa yang terjadi perusahaan tambang milik negara dan publik, ironisnya tidak juga dapat melakukan kegiatan exploitasi penambangannya?

Ya lagi-lagi persoalannya dikarenakan mendapat penolakan dari masyarakat setempat yang tidak menginginkan adanya penambangan di laut mereka.

Padahal sebelumnya pada 5 -10 tahun yang lalu wilayah tersebut sudah pernah dilakukan penambangan oleh PT Timah, dan saat itu tidak ada penolakan dari masyarakat setempat di kepulauan Riau.

Pertanyaannya mengapa masyarakat yang dulu koorperatif dengan penambangan sekarang seolah-olah menjadi masyarakat anti tambang?

Salah satunya kurang peka dan tidak pedulinya PT Timah Tbk anak perusahaan dibawah Holding perusahaan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) ini kurang pandai merawat dan membangun komunikasi kepada masyarakat setempat, meskipun masyarakat tahu dulu PT Timah sempat melakukan exploitasi penambangan di wilayah mereka, namun kepergian pihak perusahaan meninggalkan kegiatan exploitasinya dengan begitu saja tanpa menjelaskan kepada publik/masyarakat mengapa menghentikan kegiatan exploitasinya saat itu? Ibarat meninggal luka dihati bagi masyarakat kita.

Tanpa kita disadari di era reformasi dinamika dan pradigma masyarakat disuatu daerah mengalami perubahan yang cukup cepat, masyarakat pesisir dan nelayan yang dulunya yang dianggap lapisan masyarakat miskin dan kurang mapan dalam pendidikan, justru di era ini mereka dianggap sebagai kelompok masyarakat yang berjuang menjaga kelestarian lingkungan hidup di perairan laut dari pengerusakan salah satunya beraktifitas penambangan di perairan laut, terlebih penambangan yang beraktifitas di wilayah daerah nelayan tangkap atau tempat mereka mencari ikan.

Mempelajari persoalan yang menjadi tantangan perusahaan dan dinamika masyarakat kita kedepannya, ‘Merawat dan Membangun Komunikasi’ bagian sangat penting yang harus menjadi salah satu program prioritas bagi PT Timah Tbk anak perusahaan dibawah Holding perusahaan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).

Hal ini perlu dilakukan memulai pendekatan untuk menanamkan hubungan emosional yang mengikat hati dan batin antara masyarakat setempat dengan perusahaan, sehingga terbangun mindset untuk seiring sejalan bersama-sama berkontribusi dalam mendukung sektor penambangan sebagai salah satu sumber income/pendapatan negara untuk pembangunan di Bumi Nusantara.

Selain itu, persoalan-persoalan permasalahan di internal PT TIMAH Tbk seperti halnya kebijakan-kebijakan manajemen perusahaan yang dianggap tidak transparan, merugikan hak karyawan dan keberlangsungan perusahaan, bukan tidak mungkin kebijakan perusahaan yang tidak bijak mengurangi tingkat kepercayaan bagi pemegang saham atau publik yang sudah menjadi berinvestasi holding perusahaan tambang PT Inalum.

Tentunya permasalahan internal perusahaan juga menjadi perhatian serius bagi organisasi Serikat Pekerja internal di PT TIMAH Tbk, yakni PERSATUAN KARYAWAN TIMAH (PKT).

Walaupun organisasi serikat pekerja ini baru terbentuk, namun PKT sudah terdaftar berdasarkan bukti pencatatan nomor 05/DPMPTPSP&NAKER/PKT/VIII/2021 tanggal 30 agustus 2021 di DINAS PENANAMAN MODAL PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DAN TENAGA KERJA KOTA PANGKAL PINANG.

Kendati kehadiran PKT sebagai salah satu organisasi serikat pekerja di PT Timah Tbk terbilang seumur jagung, namun kami ingin menjadi bagian dari perusahaan bersama manajemen perusahaan merumuskan dan mengimplementasikan kebijak-kebijak perusahaan agar dilaksanakan dengan cara yang benar dan baik sehingga benar-benar memberi income atau keuntungan bagi perusahaan, dan tidak merugikan negara.

Meskipun permasalahan internal di PT Timah Tbk menjadi perhatian serius kami dan rekan-rekan yang ada di organisasi PKT, dan telah memberikan kritikan atau tanggapan yang keras, sehingga terdengar tidak nyaman bagi anda di dalam pembuat kebijakan, manajemen atau rekan karyawan lainnya.

Namun yakinlah tajamnya kritikan, lantang dan kerasnya suara kami, ini bagian dari bukti pengabdian dan kepedulian kami untuk memberi perhatian khusus demi keberlangsungan Perusahaan, kesejahteraan karyawan dan keberhasilan dalam menyumbang Devisi Negara tanpa mengesampingkan keinginan-keinginan masyarakat kita yang berada di wilayah operasi IUP PT TIMAH Tbk.

Melihat tantangan PT Timah sebagai perusahaan yang dipercaya oleh negara untuk menggelola sumber daya alam (SDA) berupa pasir/bijih Timah yang bertanggungjawab kepada negara dan ribuan karyawannya.

Untuk melepaskan diri dari persoalan internal dan external tidak berkesudahan dan yang seharusnya sudah dapat diantisipasi sejak dulu, namun sepertinya pimpinan kami di top perusahaan terbuai seperti raja yang hanya duduk di singasana hanya pandai menunjukkan jarinya untuk memerintah tanpa pernah mau turun ke bawah untuk mengetahui persoalan yang ada.

Melalui tulisan ini sebagai bentuk kepedulian kami kepada keberlangsungan dan masa depan perusahaan, bahwa persoalan exploitasi penambangan di wilayah operasi perusahaan yang tidak dapat berjalan optimal, dan persoalan-persoalan internal yang ada melalui kebijakan-kebijakan manajemen perusahaan yang memberi penilaian tidak baik dari publik atau masyarakat.

Sudah saatnya Putra Terbaik Bangka Belitung Mayoritas Di Jajaran Direksi

Saya selaku Ketua Umum PKT memberikan pandangan terkait persoalan ini serius bagi kami.

“Keadaan ini karna penunjukan/pemilihan direksi yang tidak tepat ! Bagaimana tidak pemegang saham dan kementerian BUMN, serta institusi yang berwenang penuh dalam menunjuk dan mengangkat Direksi tanpa memikirkan efek dari keputusan yang di ambil, dengan memilih Direksi yang mayoritas bukan dari putra asli Kepulauan Bangka dan Kepulauan Riau (tanpa mengesampingkan kompetensi dan keahlian).

Menurut kami pemilihan jajaran direksi sudah saatnya mayoritas putra daerah kelahiran Bangka dan Riau mendapatkan tempat, dan ini sangat berpengaruh pada proses bisnis yang di jalankan, masalah utama yang di hadapi PT TIMAH Tbk saat ini adalah komunikasi dengan Masyarakat dan Nelayan Wilayah Operasi.

Menurut pandangan kami dan kita juga adalah karyawan tau betul bahwa permasalahan inilah yang menjadi puncak dari seluruh keadaan buruk yang terjadi di Perusahaan ini, pemangku kepentingan dalam hal ini pemegang saham dan Kementerian BUMN harus melakukan riset dan pemantauan langsung apa sih yang menjadi masalah dan apa solusi nya, kita menyarankan kepada kementerian BUMN dan Pemegang Saham agar ke depan dalam memilih Direksi Perusahaan harus menempatkan putra-putri terbaik, berkompeten dan yang paling penting adalah putra daerah asli, berdomisili dan menghabiskan masa kecilnya di Bangka serta berpengalaman bukan karbitan sehingga akan berdampak pada kegiatan bisnis Perusahaan, karena jika putra-putri asli terpilih maka sangat mudah mengkomunikasikan kepentingan Perusahan dan keinginan maryarakat karna mereka sudah sangat paham betul karakter-karakter masyarakat yang dihadapi karna mereka lahir dan besar bersama masyarakat-masyarakat tersebut.

PT TIMAH Tbk sangat baik dalam melakukan kegiatan lain selain Operasi Produksi, efisiensi yang dilakukan dan penentuan harga pertimahan ikut andil dalam menentukan harga hingga saat ini kita masih bersyukur karna harga tinggi walaupun hasil produksi tidak mencapai target, sekali lagi kita sangat berharap Direksi perusahaan kedepan di isi mayoritas minimal 50-60 % adalah putra-putri terbaik Bangka Belitung agar tercapainya tujuan Perusahaan yang diinginkan karna sudah jelas apa yang kita sampaikan di atas tadi itulah PR (Pekerjaan Rumah-red) besar bagi PT TIMAH Tbk.

Tentu tantangan itu dijawab dengan solusinya adalah sudah waktunya menempatkan sebanyak-banyaknya putra terbaik bangka belitung di jajaran Direksi ke depan.

Tulisan ini disampaikan tidak bermaksud untuk menyalahkan anda sudah ditunjuk berada di pucuk sebagai pimpinan kami, namun ini bentuk pengabdian dan kepedulian kami sebagai anak negeri Serumpun Sebalai sebagai kecintaan kami kepada perusahaan PT Timah Tbk agar keberlangsungan perusahaan bersama masyarakat kami negeri ini seiring sejalan. Terimakasih.

Penulis : Ahmad Tarmizi
(Ketua Umum organisasi PKT/Karyawan PT Timah Tbk)

Editor : Rikky Fermana (KBO Babel).

 

 

 


Eksplorasi konten lain dari JournalArta

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

What's your reaction?

Related Posts

Tinggalkan Komentar