Kisah Inspiratif Serda Imam Munarsyah, Babinsa Koramil Manggar Kodim 0414/ Belitung yang Berhasil Ajak 70 Anak Melanjutkan Pendidikan Paket
Belitung, Journalarta.com – Nama Sersan Dua (Serda) Imam Munarsyah mungkin masih terdengar asing di telinga Masyarakat Kabupaten Belitung Timur. Namun bagi Warga Desa Baru dan Buku Limau Kecamatan Manggar, Kabupaten Belitung ini, Serda Imam sudah akrab dan dekat dengan masyarakat.
Pria kelahiran Palembang, 30 Agustus 1987 ini memiliki dedikasi tinggi dalam mengajak anak-anak putus sekolah untuk kembali mengenyam pendidikan, terutama menempuh pendidikan kesetaraan Paket A, B dan C.
Tidak tanggung-tanggung berkat kegigihannya, 70 anak di Desa Baru dan Buku Limau sudah kembali menempuh pendidikannya.
Atas jasanya, Bintara Pembina Desa (Babinsa) Baru dan Buku Limau ini pun mendapatkan penghargaan dari Bupati Beltim. Penghargaan itu lantaran Imam dinilai ikut aktif turut serta dalam mensukseskan Program Yuk Sekula dan pengentasan program wajib belajar 9 tahun.
Kepada Diskominfo Beltim, Mantan Anggota Provost Korem 045 Garuda Jaya ini menuturkan keprihatinannya saat melihat banyak anak-anak usia sekolah di Desa Baru dan Buku Limau tidak bersekolah. Hal ini karena mereka sudah ikut mencari nafkah baik sebagai nelayan maupun petambang.
“Saya bertugas jadi Babinsa sejak 4 Januari 2023. Saya melihat permasalahan di dua desa itu adalah banyak warga yang putus sekolah, terutama anak-anak yang sudah menjadi nelayan dan petambang,” ungkap Imam.
Padahal usia mereka masih berkisar antara 10 – 14 tahun. Penyebabnya menurut Imam, karena banyak orang tua yang kurang sadar akan pentingnya pendidikan.
“Di Desa Buku Limau itu sudah 50 anak semuanya jadi nelayan, yang sudah mau ikut paket, baik A, B dan C. Sedangkan di Desa Baru itu 20 anak mayoritas menambang timah,” bebernya.
Anak Petani Masuk Paket B
Keterpanggilan hati Serda Imam untuk mengajak anak-anak kembali bersekolah karena sesuai dengan pengalaman pribadinya. Ia dulunya juga sempat putus sekolah, karena orang tuanya tidak mampu untuk menyekolahkannya.
“Ayah saya hanyalah seorang petani. Sedangkan kami ada 9 bersaudara, karena tidak ada uang untuk sekolah, saya terpaksa berhenti di bangku SMP. Namun karena ada Program paket saya ikut pun Paket B,” kenangnya.
Hal inilah yang membuatnya termotivasi untuk mengajak anak-anak kembali bersekolah berkat kemauannya untuk bersekolah kembali melalui Paket B, Imam mencontohkan kemudian bisa lulus untuk menjadi tentara.
“Kenapa saya begitu fokus sama pendidikan, karena saya dari sekolah paket juga. Saya ingin mereka juga berhasil meningkatkan pendidikan dan ekonominya,” kata Lulusan Sekolah Tamtama TNI AD Lahat Sumatera Selatan tahun 2009 ini.
Ke depannya, Imam berharap dapat merubah pola pikir warga di dua desa binaannya tersebut agar dapat menghargai pendidikan untuk masa depannya. Hal ini juga merupakan bagian dari tugasnya sebagai Babinsa yakni percepatan penanganan kasus stunting di desa.
“Mau merubah mind setnya. Karena kasus stunting ini sangat erat hubungannya dengan tingkat pendidikan. Makanya saya harus makin banyak mengajak anak-anak putus sekolah untuk kembali bersekolah,” harapnya.(*)
Eksplorasi konten lain dari JournalArta
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.