Sumatera Utara, Journalarta.com – Semalaman, Kemeriahan pagelaran Gebyar Seni Budaya 1 Suro wayang kulit dipentaskan untuk memeriahkan tradisi Bersih Desa di Tumpatan Nibung, Kecamatan Batangkuis, Kabupaten Deli Serdang. Kegiatan tersebut berlokasi di pinggir jalan Sedar Dusun VB, pada Minggu 13 Agustus, dimulai sekitar pukul 20.00 Wib sampai dengan selesai.
Acara Rakyat ini terlaksana atas kerjasama dari Kepala Desa Tumpatan Nibung Sarianto, dengan Ketua Tim Koordinator Sumut Rumah Kita Nanang Gati, dimana Wayang kulit semalam suntuk ini, diawali dengan kata pembuka dari MC Mas Parianto dan penyanyi Sinden Mba Nuning.
Turut hadir dalam acara Gebyar Seni Budaya Bersih Desa Tumpatan Nibung diantaranya Asisten II Pemkab Deli Serdang Rizal, Camat Batangkuis Nasib Solihin, Ketum Barisan Rambut Putih Slamet Mulyono, Relawan Maju Ganjar, Kapolsek Batangkuis AKP Rizal serta tokoh sesepuh dan Ribuan Orang Warga yang sangat berantusias tinggi untuk menyaksikan langsung acara tersebut.
Pagelaran Seni Budaya Jawa yang mementaskan wayang kulit semalam suntuk tampak makin sangat meriah sekali terlebih dengan kehadiran Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melalui Video Conference (Vidcon), dalam memeriahkan tradisi Bersih Desa atau Bersih Dusun yang sudah sangat lama tidak diadakan di Kecamatan Batangkuis yang diketahui mayoritas warganya 97% adalah Warga Jawa.
“Saya sangat senang melihat Bapak Ibu telah hadir untuk menyaksikan acara wayangan yang digelar di Desa Tumpatan Nibung dan Tetap untuk semangat”, ungkap Ganjar Pranowo.
Sebagaimana Gebyar Seni Budaya 1Suro Bersih Desa Tumpatan Nibung dimeriahkan pentas wayang kulit dengan Dalang Ki Joko Santoso dari Simalungun, yang lakon wayang yang akan dimainkan adalah “Gatot Koco Nagih Janji”.
Saat diungkap oleh Ki Joko Santoso pagelaran wayang kulit dengan membawakan lakon ‘Gatot Kaca Nagih Janji’ ini tidak ada kaitannya dengan tendensi dengan istilah menagih janji apapun dan kepada siapapun.
“Jadi tidak ada janji yang saya tagih, ini hanya sebuah lakon. Mudah mudahan bisa menghibur kita semua pada malam hari ini”, tandasnya.
Tidak hanya wayangan, untuk memeriahkan Bersih Desa ada juga yang menyertakan pementasan kesenian Kuda Kepang, Wayangan Orang dari Sergai, Gamelan, Musik Campursari yang sangat kocak membuat suasana semakin semarak.
Saat awak media mewawancarai Kades Tumpatan Nibung Sarianto, dikatakannya, “Dengan digelarnya acara ini, merupakan salah satu tradisi warga Jawa yang sangat sakral, terlebih lagi saat Vidcon bersama Pak Ganjar Pranowo, saya berharap agar pak Ganjar dapat lebih memperhatikan desa kami ini yang mayoritas 97% wargane Jawa”, ucap Kades Sarianto.
Dalam Buku Bauwarna Adat Tata Cara Jawa karya Drs R Harmanto Bratasiswara (Yayasan Suryasumirat Jakarta 2000), tradisi Bersih Desa merupakan hajatan besar yang digelar setahun sekali oleh masyarakat setelah musim panen.
Kegiatan bersama yang dilakukan masyarakat ini, merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan, atas kebahagiaan yang telah dianugerahkan dalam setahun menjalani kehidupan. Juga untuk mengenang dan menghormati sesepuh Cikal Bakal atau tokoh pendiri desa.
Sebagian warga menyebut Bersih Desa sebagai tradisi Memetri Desa, Sedekah Desa, atau Rasulan yang menyertakan kenduri selamatan. Masyarakat dalam menggelar Bersih Desa, mengawalinya dengan kerja bakti membersihkan kampungnya masing-masing. (rls/*)
Eksplorasi konten lain dari JournalArta
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.