Bangka, Journalarta.com – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan provinsi Kepulauan Bangka Belitung (DLHK prov. Babel) Bidang Tata Kelola Kawasan Hutan, Seksi Pengelolaan dan Penatausahaan Hasil Hutan mengunjungi Pabrik pengolahan Woodchip Co-Firing Biomassa untuk kebutuhan PLTU Batu Bara di Bangka milik PT Bakti Energi Sejahtera (BEST) yang berlokasi di Desa Air Duren Kecamatan Mendo Barat Kabupate Bangka, Selasa (24/10/2023).
Kunjungan tersebut dalam rangka memberikan edukasi serta keikutsertaanya dalam mensukseskan program pemerintah terkait transisi energi dan target bauran energi 23 persen tahun 2025 serta NZE di tahun 2060. Kedatangan Tim DLHK prov. Babel inipun diterima langsung oleh Setyo Ghusti, SH selaku perwakilan PT BEST.
Dalam mensukseskan program pemerintah tersebut, Tim dari DLHKprov. Babel berharap agar melibatkan mitra-mitra kehutanan seperti Hutan Tanaman Rakyat (HTR) dan Hutan Desa (HD). Menurutnya, Kegiatan ini sangat positif dan bermanfaat langsung untuk masyarakat.
“Terkait limbah kayu yang selama ini tidak bernilai ekonomis,sekarang dengan kehadiran PT BEST selaku Holding PLN bisa memberikan finansial sampingan kepada masyarakat luas di pulau Bangka,” ujar Tim DLHK.
Selain itu, Program tanaman energi diharapkan selaras dengan program kementerian kehutanan.
Sementara itu, Setyo Ghusti mengucapkan terimakasih atas kunjungan Tim DLHK prov. Babel ke Pabrik pengolahan Co-Firing Biomassa PT BEST.
Keberadaan Pabrik Woodchip Co-Firing Biomassa milik PT BEST yang berada di Desa Air Duren Kecamtan Mendo Barat ini merupakan bentuk eksistensi dalam mewujudkan Green Energi di Pulau Bangka.
Selain itu, keberadaan pabrik inipun mendapat support penuh dari masyarakat dan pemerintah desa Air Duren karena nilai ekonomisnya yang sangat membantu masyarakat.
Diketahui sebelumnya, PT PLN (Persero) sukses meningkatkan penggunaan biomassa sebagai substitusi batu bara di 40 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) atau co-firing.
Co-firing adalah substitusi batu bara pada rasio tertentu dengan bahan biomassa seperti pellet kayu, sampah, cangkang sawit dan sawdust (serbuk gergaji).
Melalui teknologi co-firing, PLN Grup telah mampu menurunkan emisi karbon hingga 429 ribu ton CO2 sepanjang semester 1 tahun 2023.
Dalam masa transisi energi, PLN menggunakan teknologi co-firing di PLTU sebagai upaya menekan penggunaan batu bara.(*)
Eksplorasi konten lain dari JournalArta
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.