PANGKALPINANG, JOURNALARTA.COM – Suatu kehebohan terjadi di Pelabuhan Pangkal Balam ketika berita tentang 12 kontainer peti kemas yang dimuat pada Rabu malam (19 Maret 2024) memicu simpang siur. Informasi yang awalnya berseliweran mengenai dugaan selundupan zircon di antara muatan tersebut menjadi sorotan utama.
Klarifikasi dari Manager Operasional Pelindo, Taufik menyatakan bahwa keberadaan 12 kontainer tersebut adalah benar adanya. Namun yang mengejutkan adalah bukan zircon yang dimuat di dalamnya melainkan timah balok sebanyak 6 peti kemas dan lada sebanyak 6 peti kemas.
“Tidak ada zircon dalam muatan kontainer tersebut. Semua dokumen dan perizinan pengiriman timah dan lada telah lengkap,” ungkap Taufik dengan tegas.
“Kami menerima kontainer tersebut dalam keadaan tersegel, dan kami tidak bisa berandai-andai berdasarkan isu yang berkembang,” tambahnya.
Keterangan ini menjadi titik terang atas kebingungan yang sempat melanda publik terkait muatan kontainer tersebut.
Meskipun demikian, untuk kejelasan lebih lanjut terkait muatan yang sebenarnya, Taufik menyarankan untuk mengonfirmasi langsung kepada pihak Bea Cukai.
Sementara itu, terkait manifest pengiriman, Taufik menjelaskan bahwa detailnya akan dikirimkan oleh agen pada hari berikutnya.
Ia juga menegaskan bahwa proses pengiriman timah dan lada melalui agen Global telah sesuai dengan dokumen dan perizinan yang berlaku.
Dalam upaya mencari kejelasan lebih lanjut, wartawan melakukan konfirmasi kepada pihak Bea Cukai melalui nomor yang disediakan oleh salah satu staf mereka, Ade.
Namun dalam tanggapannya, pihak Humas Bea Cukai melalui Disinformasi menegaskan bahwa berita mengenai dugaan selundupan zircon merupakan sebuah berita negatif.
“Berita mengenai dugaan pasir zircon dalam muatan ekspor merupakan berita negatif belaka,” ungkap pihak Humas Bea Cukai.
Mereka menegaskan bahwa tidak ada zircon dalam muatan yang berada di dalam 12 kontainer pada Kapal Tongkang Nusantara 2501.
Klarifikasi dari pihak terkait ini diharapkan dapat meredakan kekhawatiran dan spekulasi yang beredar di masyarakat.
Meskipun demikian, kejadian ini menyoroti pentingnya transparansi dan kehati-hatian dalam penyebaran informasi, serta perlunya verifikasi yang cermat sebelum membuat kesimpulan. (Penulis : Zulfikar, Editor : Revan/KBO Babel)
Eksplorasi konten lain dari JournalArta
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.