OPINI

Menelisik Hari Jadi Kota Sungailiat, 27 April atau 9 Juni ?

Oleh: Ichsan Mokoginta Dasin

 

BANGKA, JOURNALARTA.COM – Setiap tanggal 27 April Pemerintah Kabupaten Bangka merayakan Hari Jadi Kota Sungailiat yang merupakan Ibukota Kabupaten Bangka. Ditetapkannya tanggal 27 April sebagai Hari Jadi Kota Sungailiat tersebut berdasarkan hasil Rapat Tim Perumus yang dilaksanakan pada hari Selasa 13 Juni 1995 di Sungailiat. Selanjutnya rumusan tersebut diperkuat dengan hasil seminar dan ekspos tentang Hari Jadi Kota Sungailiat oleh Bupati Bangka pada hari Senin tanggal 20 November 1995 dan Senin tanggal 15 Januari 1996.

Adapun penetapan tanggal 27 April sebagai Hari Jadi Kota Sungailiat dengan pertimbangan bahwa pada tanggal tersebut bertepatan pula dengan peristiwa ditetapkannya Kampung Liat atau Dusun Liat menjadi Pangkal Liat oleh penguasa di Pulau Bangka ketika itu yakni Abang Pahang yang bergelar Tumenggung Dita Menggala.

Abang Pahang sendiri merupakan perwakilan (penguasa) untuk Pulau Bangka atas perintah Sultan Ahmad Nadjamuddin yang memimpin Kesultanan Palembang Darusallam ketika itu.

Penetapan Kampung Liat atau Dusun Liat menjadi Pangkal Liat, sekaligus menjadikan wilayah tersebut sebagai suatu wilayah pemerintahan yang diperuntukkan sebagai tempat kedudukan Demang.

Peristiwa bersejarah ini terjadi pada tanggal 7 Rabiul Awal 1186 Hijriah, yang disepakati juga bertepatan dengan tanggal 27 April 1766 Masehi, yang belakangan ditetapkan menjadi Hari Jadi Kota Sungailiat.

Akan tetapi jika penanggalan Hijriah yakni 7 Robiul Awal 1186 menjadi acuan penetapan Hari Jadi Kota Sungailiat (peristiwa ditetapkannya Kampung Liat atau Dusun Liat menjadi Pangkal Liat) maka diperoleh ketidaksesuaian antara konversi penanggalan Hijriah ke sistem penanggalan Masehi. Dengan kata lain, tanggal 7 Rabiul Awal 1186 H yang merupakan peristiwa penetapan Kampung Liat atau Dusun Liat menjadi Pangkal Liat, tidak bertepatan dengan tanggal 27 April 1766 Masehi.

Sebagaimana diketahui, berdasarkan sistem konversi penanggalan (tarikh) Hijriah ke Masehi maka tanggal 1 bulan 1 tahun 1 Hijriah atau tanggal 1 Muharram tahun 1 H bertepatan dengan hari Jumat tanggal 19 Juli 622 Masehi. Artinya permulaan awal tanggal, bulan dan tahun Hijriah adalah bertepatan dengan hari kesembilan belas bulan ketujuh tahun enam ratus dua puluh dua Masehi.

Dengan demikian jika tanggal 7 Robiul Awal 1186 Hijriah (tonggak lahirnya Pangkal Liat) dikonversikan ke penanggalan Masehi maka akan jatuh pada tanggal 9 Juni 1772 Masehi, bukan tanggal 27 April 1766 Masehi sebagaimana disepakati saat ini.

Tanggal 27 April 1766 Masehi jika dikonversi ke penanggalan Hijriah akan jatuh atau berkesesuaian dengan tanggal 17 Dzulqoidah 1179 Hijriah.

Berdasarkan sistem konversi tersebut, maka Hari Jadi Kota Sungailiat tahun 2024 sejatinya merupakan peringatan Hari Jadi ke-252, bukan Hari Jadi ke-258 sebagaimana yang dirayakan. Karena berdasarkan sistem konversi tersebut didapatkan selisih perhitungan yakni 6 tahun lebih awal dari penetapan Hari Jadi Kota Sungailiat yang digunakan saat ini, yakni 27 April 1766 Masehi yang seharusnya 9 Juni 1772 Masehi.

Adanya selisih hari dalam konversi Hijriah ke Masehi atau sebaliknya, terjadi karena perbedaan jumlah hari pada masing-masing sistem penanggalan. Satu tahun dalam kalender Masehi berjumlah 365 atau 366 hari, sedangkan kalender Hijriah berjumlah 354 atau 355 hari dalam setahun. Jadi rentang hari dalam kalender Hijriah lebih pendek 10 hingga 11 hari dalam setahun.

*Telisik Ulang*

Sejarawan yang juga budayawan Bangka Belitung Dato’ Drs. Akhmad Elvian, DPMP dalam kesempatan diskusi dengan penulis menyarankan agar naskah akademik atau Perda terkait Hari Jadi Kota Sungailiat harus dipelajari kembali sehingga tidak terjadi kesalahan dalam merumuskan Hari Jadi Kota Sungailiat.

Ia juga berpendapat kajian akademis tersebut harus ditelisik kembali, sehingga dapat ditemukan penentuan penanggalan Hari Jadi Kota Sungailiat tersebut berdasarkan peristiwa sejarah apa atau momentum penting apa dalam sejarah (dimensi peristiwa), dan dimana peristiwa itu terjadi (dimensi ruang) serta kapan peristiwa sejarah terjadi (dimensi waktu).

Menurut Elvian, bila penetapan Hari Jadi Kota Sungailiat berdasarkan penanggalan Hijriah maka tinggal dikonversi menjadi penanggalan Masehi (saat ini ada banyak cara dan situs yang tepat untuk mengkonversi dari penanggalan Hijriah ke Masehi atau sebaliknya).

Elvian juga tak mempersoalkan jika penentuan Hari Jadi Kota Sungailiat menggunakan kalender Masehi, karena saat ini secara umum momen peringatan hari-hari besar dan bersejarah di Indonesia menggunakan kalender Masehi.

Hanya saja menurut Elvian, jika terjadi kekeliruan dalam penetapan Hari Jadi Kota Sungailiat, maka perlu memperbaiki penghitungan konversi kalender Hijriah yang (mungkin) belum tepat tersebut.

Pun, jika sekiranya seruan bahwa ‘sejarah harus diluruskan’ semata-mata demi sebuah semangat bersama untuk melakukan pelurusan tanpa ‘ditunggangi‘ kepentingan tertentu, maka PENETAPAN TANGGAL 27 APRIL 1766 M sebagai Hari Jadi Kota Sungailiat sangat patut untuk ditelisik dan dikaji kembali, sehingga kita tidak mewariskan ‘sejarah yang salah‘ kepada generasi mendatang.

Pemerintah Kabupaten Bangka bersama DPRD Kabupaten Bangka perlu duduk bersama ‘memparipurnakan‘ fakta historis ini. Termasuk dalam hal merumuskan kebijakan strategis yang menyangkut persoalan sejarah dan budaya, sejatinya harus melibatkan para praktisi akademis, sejarawan dan budayawan. Semoga…! (*)

Tentang Penulis :

Ichsan Mokoginta Dasin adalah seorang penulis sekaligus jurnalis yang pernah bekerja di sejumlah media, baik cetak maupun online (1991 – sekarang). Ia sudah menulis buku di antaranya biografi sejumlah tokoh di Bangka Belitung, buku bertemakan sastra dan budaya, serta buku sejarah perjuangan di Pulau Bangka (Palagan 12: Api Juang Rakyat Bangka). Ia juga kerap diundang menjadi pembicara dan juri dalam ‘hajatan’ sastra, budaya dan sejarah tingkat kabupaten dan Provinsi Bangka Belitung. Saat ini pemilik nama pena Amang Ikak ini merupakan Anggota (demisioner) Bidang Utilisasi LAM NSS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Ketua Bidang Sastra dan Teater Dewan Kesenian Kabupaten Bangka. Ia juga sedang menjabat sebagai Redaktur Eksekutif Trasberita.com, sekaligus pendiri media online tersebut.


Eksplorasi konten lain dari Journalarta

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Related Posts