PANGKALPINANG, JOURNALARTA.COM – Museum Timah Indonesia (MTI) yang terletak di jalan Jenderal Ahmad Yani Kota Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki beragam koleksi peninggalan sejarah khususnya sejarah penambangan timah.
Pesona Museum yang dikelola PT Timah ini tak pernah lekang oleh waktu. Beragam koleksi tentang penambangan timah di Indonesia dan Bangka Belitung menambah wawasan bagi para pengunjung.
Museum yang didirikan pada tahun 1958 bertujuan untuk mencatat sejarah pertimahan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan memperkenalkannya pada masyarakat luas.
Museum Timah Indonesia Pangkalpinang tidak hanya sarat muatan sejarah, namun bangunannya pun merupakan bangunan tua yang dibangun sejak zaman Belanda.
Selain sebagai pusat informasi pertimahan, Museum ini juga dijadikan sebagai rekreasi edukasi dan menjadi salah satu cagar budaya yang ada di Kota Pangkalpinang.
Museum Timah Indonesia memiliki berbagai koleksi yang menarik, seperti miniatur kapal penambangan timah, peralatan penambangan timah, bor tambang peninggalan Belanda, lokomotif klasik, diorama, relief sejarah pertambangan timah dan lainnya.
Tak heran jika Museum ini selalu ramai dikunjungi wisatawan, pelajar maupun masyarakat umum. Medio Januari-Juni 2024 MTI Pangkalpinang telah dikunjungi sebanyak 13.883 orang.
“Kunjungan didominasi oleh pelajar yang ingin mengetahui tentang sejarah timah, ada juga wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara,” kata Ketua MTI Pangkalpinang, Taufik.
Dalam satu hari Museum Timah Indonesia bisa dikunjungi ratusan orang, untuk sekedar rekreasi maupun melihat beragam koleksi yang dimiliki museum.
Salah satu pengunjung MTI Pangkalpinang, Putri menceritakan dirinya kerap berkunjung ke MTI Pangkalpinang membawa buah hatinya. Selain tempatnya yang nyaman, koleksi yang tersedia juga banyak.
“Saya rutin bawa anak saya ke Museum karena ini sekaligus mengenalkan tentang Bangka Belitung. Tempatnya nyaman, ini gratis juga. Bahkan dalam satu bulan sekali saya pasti bawa anak ke sini untuk mengenalkan koleksi di sini,” kata Ibu dua anak ini.
Bagi Putri, membawa buah hatinya ke museum merupakan bagian dari pembelajaran tentang provinsi kelahiran mereka, ditambah anak-anak mereka juga bisa bermain dan melihat langsung koleksi yang ada.
“Karena anak-anak masih kecil dan belum sekolah, saya tidak mengenalkan semuanya ke mereka. Tapi satu persatu, misalnya hari ini saya kasih lihat dan jelaskan tentang kapal keruk. Namanya anak-anak ya paling mereka bertahan 10 menit habis itu mereka lari lihat pasir 3D itu,” ungkapnya.
Baginya, Museum Timah Indonesia merupakan salah satu tempat edukatif untuk mengajak anak bermain sambil belajar. Selain itu, suasana yang rindang membuat mereka tidak hanya betah di dalam museum saja tapi juga di luar museum. (*)
Sumber : PT Timah
Eksplorasi konten lain dari JournalArta
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.