JAKARTA, JOURNALARTA.Com – Beredar di media sosial (Medsos) yang mengatakan vaksin polio memicu kanker dan HIV. Hal itupun dikaitkan dengan kontaminasi vaksin polio dengan virus simian 40 (SV40) dan dugaan efek dari Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) di Afrika.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Prima Yosephine menegaskan bahwa vaksin polio yang digunakan di Indonesia saat ini terjamin keamanannya.
Vaksin polio tetes yang digunakan saat Program Imunisasi Nasional (PIN) adalah novel Oral Polio Vaccine Type 2 atau nOPV2 yang diproduksi oleh PT Bio Farma.
“Vaksin ini mengandung virus polio type 2 yang hidup dan dilemahkan. Berbagai penelitian menunjukkan, vaksin nOPV2 aman dan dapat ditoleransi oleh golongan usia bayi dan anak,” ujar Prima dikutip dalam keterangan resminya, Sabtu (27/7/2024).
Prima menjelaskan bahwa data keamanan nOPV2 telah dikaji oleh Global Advisory Committee on Vaccine Safety (GACVS) berdasarkan data dari 253 juta dosis nOPV2 yang diberikan di 13 negara. Hasil kajian menyimpulkan bahwa tidak ada risiko berbahaya.
Ia kembali menerangkan bahwa vaksin nOPV2 sudah digunakan di Indonesia sejak akhir 2022 saat pelaksanaan Sub PIN di Aceh, Sumatra Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kabupaten Sleman, DIY.
“Seluruh laporan KIPI serius merupakan koinsiden, tidak ada yang berhubungan dengan vaksin atau pemberian imunisasinya, sehingga disimpulkan bahwa vaksin itu aman,” jelasnya.(*)
Eksplorasi konten lain dari JournalArta
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.