JAKARTA, JOURNALARTA.Com – Indonesia berkomitmen untuk mendukung target UN Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) dan inisiatif World Bank Zero Routine Flaring by 2030.
Untuk itu, Pertamina New Renewable Energy (NRE), berencana membangun proyek pembangkit listrik yang memanfaatkan gas suar atau flare gas di empat kilang di Indonesia.
Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina NRE, Fadli Rahman mengatakan bahwa kilang Balongan, Cilacap, Plaju, dan Dumai menjadi lokasi utama karena tingginya volume flare gas di wilayah tersebut.
“Proyek ini diharapkan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari pembakaran flare gas. Selain itu, proyek ini juga bertujuan untuk memanfaatkan gas sisa yang biasanya hanya dibakar menjadi sumber energi listrik yang lebih ramah lingkungan,” ujar Rahman dalam keterangan tertulisnya beberapa waktu lalu, dikutip, Jum’at (30/8/2024).
Rahman menyebut, Investasi untuk proyek pembangkit listrik flare gas ini diperkirakan menelan biaya sebesar USD60 juta – USD100 juta atau sekitar Rp1,5 triliun. Dengan dana sebesar itu, proyek ini ditargetkan mampu menghasilkan listrik dengan kapasitas antara 10 Megawatt hingga 20 Megawatt.
“Pembangunan proyek pertama dijadwalkan dimulai di kilang Balongan pada 2025, setelah proses groundbreaking dilakukan tahun ini. Proyek serupa kemudian akan dilanjukan di kilang Cilacap, Plaju dan Dumai,” ungkapnya.
Menurut Rahman, proyek Flare Gas To Power ini akan memiliki manfaat ganda. Selain mengurasi emisi gas berbahaya, proyek ini juga akan membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil untuk kebutuhan listrik di kilang-kilang Pertamina.
“Listrik yang dihasilkan dari flare gas ini akan digunakan untuk operasional internal kilang sehingga mengurangi biaya energi yang sebelumnya ditutupi dengan bahan bakar konvensional. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan berkelanjutan perusahaan,” terangnya.
Proyek ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap target emisi nol yang ingin dicapai Indonesia pada tahun 2030 hingga 2050.(*)