PANGKALPINANG, JOURNALARTA.COM – Pelaku UMKM dan sejumlah orang tua di Bangka Belitung (Babel) menyampaikan keluhan mereka terkait dampak negatif dari perhitungan kerugian lingkungan yang dilakukan oleh Prof. Bambang Hero.
Menurut mereka, perhitungan yang dinilai tidak akurat tersebut telah memperparah kondisi ekonomi masyarakat, terutama bagi pelaku UMKM yang kian terpuruk.
Aspirasi ini disampaikan dalam aksi di Tugu 0 Kilometer Pangkalpinang bersama Gerakan Aktivis dan Mahasiswa Tangkap Bambang Hero dan Komplotan (Geram Tabok), Selasa (14/01/2025) pagi.
“Kami menjadi korban dari perhitungan yang salah, yang membuat masa depan anak-anak kami terancam. Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan harian saja kini semakin sulit,” ungkap Ibu Surya, salah seorang pelaku UMKM.
Ia juga menyoroti penurunan drastis aktivitas pasar tradisional di Bangka Belitung yang lesu akibat daya beli masyarakat yang semakin rendah.
“Pasar UMKM saat ini seperti kehilangan nyawa. Silakan lihat sendiri di pasar-pasar, siapa yang masih membeli? Kebanyakan dari mereka pekerja yang kini kehilangan penghasilan. Kita tahu itu penyebab utamanya,” jelasnya.
Warga mengharapkan perhatian lebih dari pemerintah pusat terhadap situasi Bangka Belitung yang semakin memprihatinkan. Mereka menilai, dukungan konkret dari pemerintah sangat diperlukan untuk mengatasi krisis ekonomi yang kini melanda.
“Kami berharap pemerintah pusat menunjukkan kepedulian kepada masyarakat Bangka Belitung. Kami butuh keberanian pemerintah untuk bertindak, karena kondisi kami di sini sudah sangat memprihatinkan,” tegas Ibu Surya.
Selain itu, warga meminta agar kebijakan terkait perhitungan kerugian lingkungan di masa mendatang dilakukan dengan cermat dan adil. Kesalahan fatal seperti yang terjadi sebelumnya, menurut mereka, tidak boleh terulang kembali.
Masyarakat Bangka Belitung berharap pemerintah segera mengambil langkah nyata untuk memulihkan kondisi ekonomi.
“Kami butuh perubahan. Jangan biarkan kami terus menderita akibat keputusan yang tidak tepat,” tutup Ibu Surya. (zk)
Baca Berita dan Artikel Kami yang Lainnya di Google News