PANGKALPINANG, JOURNALARTA.COM – Gerakan Aktivis dan Mahasiswa Tangkap Bambang Hero dan Komplotan (Geram Tabok) menggelar aksi unjuk rasa di Tugu 0 Kilometer kota Pangkalpinang, Selasa (14/01/2025) pagi.
Aksi ini diikuti oleh sekitar 50 mahasiswa dan aktivis yang menyoroti kondisi perekonomian Bangka Belitung yang kian memburuk akibat kebijakan yang dianggap keliru dalam perhitungan kerugian lingkungan.
“Saat ini banyak mahasiswa kesulitan membayar SPP. Ini salah satu dampak dari masalah timah, karena jika ditarik garisnya, ini mencerminkan efek berganda,” ungkap salah seorang mahasiswa dalam orasinya.
Dalam pernyataan sikapnya, Geram Tabok menyoroti metode perhitungan yang dilakukan oleh Prof. Bambang Hero dan timnya. Mereka menilai perhitungan tersebut tidak mengikuti aturan yang tercantum dalam Permen LH No. 7 Tahun 2014. Selain itu, mereka juga mengkritik langkah pemerintah yang dinilai memperparah situasi.
“Mereka hanya datang ke Bangka Belitung dua kali, lalu menghitung kerusakan lingkungan hanya menggunakan data dari satelit gratis. Bahkan waduk resapan dianggap sebagai kerusakan lingkungan. Ini tidak masuk akal,” tegas salah satu peserta aksi.
Menurut mereka, penegakan hukum yang dilakukan tanpa perhitungan matang dan dukungan kebijakan yang jelas menyebabkan masyarakat, termasuk pekerja, terkena dampak berat seperti PHK dan penurunan daya beli.
“Kebijakan yang asal-asalan ini menekan ekonomi masyarakat hingga mereka sulit bertahan,” tambahnya.
Selain menyoroti ekonomi, aksi ini juga memfokuskan perhatian pada dampak terhadap pendidikan. Banyak mahasiswa yang kesulitan membayar UKT, sehingga terpaksa mengajukan keringanan biaya, meskipun tekanan akademik tetap tinggi.
Dalam aksi ini, Geram Tabok menyampaikan tiga tuntutan utama. Pertama, mendesak Prof. Bambang Hero dan timnya bertanggung jawab atas dampak ekonomi di Bangka Belitung dengan memberikan klarifikasi dan permintaan maaf secara terbuka. Kedua, meminta pemerintah memastikan penegakan hukum dilakukan secara profesional dan mempertimbangkan kepentingan masyarakat terdampak. Ketiga, menuntut pemerintah segera menyediakan solusi untuk mengatasi kondisi ekonomi yang memburuk.
Mahasiswa berharap agar tuntutan mereka dapat dipenuhi demi perubahan nyata.
“Kami hanya ingin ini diadvokasikan. Pendidikan adalah masa depan, jangan sampai hancur karena kebijakan yang tidak berpihak pada masyarakat,” tutup salah satu peserta aksi. (zk)
Baca Berita dan Artikel Kami yang Lainnya di Google News
1 Komentar