BANGKA BELITUNG, JOURNALARTA.COM – Aktivis lingkungan yang juga menjabat sebagai Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Bangka Belitung, Elly Rebuin kini menjadi sorotan setelah pernyataannya terkait kasus korupsi timah menuai polemik.
Forum Bangka Belitung Menggugat (FBBM) menilai pernyataan Elly sebagai bentuk pembelaan terhadap para terdakwa kasus korupsi tata kelola timah dan mengancam akan melaporkannya ke pihak kepolisian.
FBBM, yang diketuai oleh Subri, menegaskan bahwa jika Elly tidak segera memberikan klarifikasi terkait pernyataannya, mereka akan membawa masalah ini ke ranah hukum, baik di tingkat Polda Kepulauan Bangka Belitung, Mabes Polri, hingga Kejaksaan Agung RI.
“Kami sangat menyayangkan pernyataan Elly Rebuin yang terkesan membela para terdakwa korupsi timah. Tidak pantas seorang aktivis lingkungan berbicara seperti itu, karena mereka yang dihukum jelas-jelas terlibat dalam perusakan lingkungan dan kongkalikong yang merugikan negara,” ujar Subri dalam pernyataannya, dikutip Sabtu (1/2/2025).
Kontroversi ini bermula dari pernyataan Elly dalam sebuah wawancara yang dimuat oleh media nasional.
Dalam pernyataannya, Elly mengomentari putusan pengadilan terhadap para terdakwa korupsi timah, termasuk Harvey Moeis dan Tamron alias Aon.
Ia menilai bahwa putusan tersebut merugikan masyarakat Bangka Belitung, yang selama ini menggantungkan hidupnya pada industri pertambangan timah.
Menurutnya, keputusan untuk menghukum para terdakwa dengan pasal korupsi berdampak pada ekonomi masyarakat Bangka Belitung.
Bahkan dirinya menyebut bahwa para terdakwa merupakan sosok yang berjasa bagi ekonomi daerah.
“Jika demikian, mulai hari ini seluruh masyarakat Bangka Belitung tidak boleh bekerja lagi, harus dihentikan aktivitasnya karena mereka semua koruptor,” ujar Elly dalam pernyataannya yang dikutip dari media liputan6.com.
Pernyataan tersebut memicu kemarahan berbagai pihak, terutama kelompok masyarakat yang menilai bahwa korupsi dalam tata kelola timah telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah di Bangka Belitung.
Forum BBM menilai bahwa pernyataan Elly tidak hanya tidak pantas, tetapi juga berbahaya karena bisa menyesatkan opini publik. Mereka mendesak agar Elly segera memberikan klarifikasi dan menarik ucapannya sebelum laporan resmi diajukan ke kepolisian.
“Jika Elly tidak segera mengklarifikasi dan menyatakan sikap yang lebih netral, kami tidak akan tinggal diam. Kami akan menempuh jalur hukum untuk memastikan bahwa pernyataan seperti ini tidak menjadi pembenaran bagi praktik korupsi yang merusak lingkungan dan perekonomian daerah,” tegas Subri.
Kasus korupsi timah sendiri telah menjadi perhatian nasional, mengingat dampaknya yang luas terhadap lingkungan dan ekonomi.
Pengadilan telah menjatuhkan hukuman kepada para terdakwa atas dugaan perusakan lingkungan dan praktik bisnis ilegal dalam pengelolaan tambang timah.
Di platform media sosial, pernyataan Elly juga mendapat berbagai tanggapan. Sebagian masyarakat mendukung langkah FBBM dan menilai bahwa seorang aktivis lingkungan seharusnya berpihak pada kepentingan lingkungan dan keadilan hukum, bukan membela para pelaku kejahatan lingkungan.
Sementara itu, beberapa pihak yang mendukung Elly berpendapat bahwa ia hanya menyuarakan keprihatinan terhadap dampak sosial dan ekonomi dari penegakan hukum yang dianggap terlalu keras.
Dengan eskalasi kontroversi ini, publik kini menunggu apakah Elly akan memberikan klarifikasi atau tetap bertahan dengan pendapatnya.
Jika laporan ke kepolisian benar-benar diajukan, kasus ini berpotensi menjadi perdebatan hukum yang lebih luas, terutama terkait kebebasan berpendapat dan batasannya dalam konteks penegakan hukum terhadap korupsi sumber daya alam. (KBO Babel)
Cek Berita dan Artikel JOURNALARTA lainnya di Google News