PANGKALPINANG, JOURNALARTA.COM – Kejaksaan Agung (Kejagung) terus menggempur mafia timah yang merugikan negara hingga triliunan rupiah. Pada Senin (11/2/2025), Tim Penyidik Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (JAM Pidsus) memeriksa dua saksi kunci terkait dugaan korupsi tata niaga timah di wilayah IUP PT Timah Tbk tahun 2015–2022.
Saksi yang diperiksa adalah YDS, Manager/KTT PT ATD Makmur Mandiri sekaligus Direktur CV Bangka Prima Mandiri. Ia diduga terlibat dalam skema mafia timah bersama PT Refined Bangka Tin (RBT) dan sejumlah pihak lain.
Kasus ini semakin menguak jaringan besar yang selama ini menyedot keuntungan dari pertambangan timah ilegal.
Praktisi Hukum Bangka Belitung, Hangga Oftafandany, SH, menegaskan bahwa penyidikan tidak boleh hanya menyasar smelter, tetapi harus merambah hingga ke akar masalah 375 kolektor timah yang diduga terlibat dalam pusaran bisnis ilegal ini.
“Kenapa ada pihak yang berusaha menghambat penegakan hukum? Jika ingin memutus mata rantai mafia timah, Kejaksaan harus segera menindak 375 mitra tambang ilegal yang tidak memiliki izin. Uang negara sebesar 10,3 triliun masih tersangkut di tangan mereka! Ini harus segera ditarik agar tidak terus menjadi bahan perlawanan mereka,” tegas Hangga, Rabu (12/2/2025).
Praktisi Hukum ini juga menyoroti Surat Perintah Kerja (SPK) yang diterbitkan PT Timah Tbk kepada mitra penambang. Menurutnya, SPK tersebut cacat hukum dan menjadi celah bagi para pengepul ilegal.
“375 kolektor, baik berbentuk CV maupun koperasi, harus segera disikat. Jika dibiarkan, mereka akan terus mencari cara untuk lolos,” tambahnya.
Desakan ini sejalan dengan pernyataan Anggota DPRD Babel, Rina Tarol, yang sebelumnya meminta agar daftar nama pemain tambang ilegal dibuka ke publik. Namun, hingga kini kolektor timah masih leluasa bergerak.
Kejaksaan tidak boleh setengah hati dalam menegakkan hukum. Jika 375 mitra tambang ilegal terus dibiarkan, mereka akan semakin kuat dan menciptakan perlawanan.
Sudah saatnya Kejaksaan Tinggi Bangka Belitung (Kejati Babel) bergerak lebih agresif, menyapu bersih mafia timah, dan memastikan uang negara kembali! (KBO Babel)