Beranda DAERAH Hari Kedua Bimtek Kepenulisan Berbasis Budaya Lokal di Rumah Adat Gebong Memarong

Hari Kedua Bimtek Kepenulisan Berbasis Budaya Lokal di Rumah Adat Gebong Memarong

0
Hari Kedua Bimtek Kepenulisan Berbasis Budaya Lokal di Rumah Adat Gebong Memarong

BANGKA, JOURNALARTA.COM — Hari kedua pelaksanaan Bimbingan Teknis (Bimtek) Kepenulisan Berbasis Budaya Lokal dilanjutkan di Dusun Aik Abik, Desa Gunungmuda, Kabupaten Bangka, Rabu (28/5/2025).

Kegiatan berfokus di Rumah Adat Gebong Memarong, yang menjadi pusat aktivitas adat warga di wilayah tersebut. Dusun ini menjadi sorotan karena masih memegang teguh nilai-nilai adat dan budaya Suku Mapur yang merupakan salah satu suku asli di wilayah Kepulauan Bangka Belitung yang memiliki kekayaan tradisi lisan dan ritual adat.

Rumah Adat Gebong Memarong
Hari Kedua Bimtek: Gali Kearifan Lokal Suku Mapur di Rumah Adat Gebong Memarong

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Pemprov. Babel) melalui Dinas Pengelolaan Arsip Daerah dalam memperkuat budaya literasi dengan pendekatan lokal.

Dengan menyambangi langsung komunitas adat, peserta Bimtek diberikan kesempatan untuk mendalami dan mendokumentasikan kearifan lokal secara langsung.

Para Peserta Bimtek Foto Bersama di Rumah Adat Gebong Memarong, Dusun Air Abik

Acara di hari kedua ini dibuka oleh Ketua Pelaksana Kegiatan, M. Faturrachman, S.H., yang menyampaikan pentingnya momen ini sebagai bagian dari pembelajaran langsung mengenai budaya lokal. Dalam sambutannya, ia mengajak seluruh peserta untuk menyimak secara saksama dan aktif berdialog dengan narasumber.

“Hari ini adalah kesempatan emas bagi kita semua untuk belajar langsung dari sumber budaya yang masih lestari. Saya harap peserta tidak hanya mencatat, tetapi juga bertanya dan berdiskusi agar pemahaman kita terhadap kearifan lokal menjadi lebih dalam dan bermakna,” ungkap Faturrachman.

Dalam sesi inti kegiatan, Dato’ Drs. Akhmad Elvian didampingi Lembaga Adat Masyarakat Mapur yang hadir sebagai narasumber utama. Dato’ Elvian memaparkan secara mendalam mengenai adat istiadat, istilah-istilah khas, legenda-legenda leluhur, serta struktur budaya masyarakat Suku Mapur.

Menurutnya, budaya Suku Mapur adalah khazanah yang harus terus dijaga dan dikenalkan kepada generasi muda melalui media yang dapat diakses luas, salah satunya adalah tulisan.

“Cerita rakyat dan legenda yang hidup di tengah masyarakat Mapur tidak hanya sarat makna, tapi juga menjadi penanda jati diri dan sejarah panjang masyarakat pesisir Bangka. Jika tidak kita tuliskan dan lestarikan, maka akan hilang ditelan zaman,” ujar Dato’ Elvian.

Ia juga menjelaskan beberapa istilah adat yang unik, serta menggambarkan peran penting tokoh adat dalam kehidupan sosial masyarakat. Peserta Bimtek diajak untuk mencatat dan memahami tidak hanya isi cerita, tetapi juga konteks budaya yang melingkupinya.

Plt. Kepala Dinas Pengelolaan Arsip Daerah, Doni Golput, yang turut hadir dan menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah nyata perpustakaan dalam menjembatani pelestarian budaya dan penguatan literasi masyarakat.

“Ini adalah bentuk kontribusi nyata kita dalam menciptakan masyarakat yang cerdas, berakar pada budaya, dan berkelanjutan,” ujarnya.

Rangkaian Bimtek ini diakhiri dengan sesi diskusi, di mana nantinya peserta menuangkan pengalaman dan wawasan budaya yang diperoleh ke dalam bentuk karya tulis. Diharapkan, dari kegiatan ini akan lahir narasi-narasi lokal yang kuat, mengangkat kearifan masyarakat Suku Mapur ke panggung literasi nasional, sekaligus memperkaya koleksi perpustakaan daerah sebagai pusat pengetahuan dan pelestarian budaya lokal. (*)

 

 

Cek berita kami yang lain di Google News dan ikuti saluran JOURNALARTA di WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029Vb5I9idE50UhWSNlry0z. Pastikan Aplikasi Whatsapp sudah terinstal di ponsel anda.

Beri Komentar Anda