PANGKALPINANG, JOURNALARTA.COM – Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kembali menjadi sorotan dalam dunia kesehatan. Sebuah artikel yang viral baru-baru ini menyuarakan keresahan publik: “Jangan Tinggal di Babel Kalau Anda Mengidap Penyakit Jantung atau Stroke.” Artikel tersebut mencerminkan kenyataan pahit—di tengah geliat pembangunan infrastruktur dan harapan masyarakat terhadap layanan kesehatan berkualitas, justru kebutuhan paling vital belum terpenuhi.
Babel masih belum memiliki dokter spesialis jantung dan bedah saraf, bahkan jumlah dokter saraf dengan kompetensi penanganan stroke akut pun sangat terbatas.
Menjawab kegelisahan tersebut, Gubernur Bangka Belitung Hidayat Arsani mengumumkan rencananya untuk membangun Rumah Sakit Jantung dan Stroke di Bumi Serumpun Sebalai.
Ini bukan sekadar proyek ambisius, tetapi kebutuhan nyata demi menyelamatkan ribuan nyawa dan meningkatkan akses layanan medis yang layak bagi masyarakat.
Apalagi baru-baru ini seorang tokoh medis dan anggota DPRD Babel dr. A.S, SpB seorang tokoh masyarakat sekaligus Anggota DPRD Provinsi Bangka Belitung harus dirujuk ke RS Jantung Harapan Kita di Jakarta karena kondisi jantung yang tidak bisa ditangani di sini.
Bila seorang anggota dewan saja harus pergi jauh untuk mendapatkan penanganan yang seharusnya bisa disediakan di daerah sendiri, bagaimana dengan masyarakat umum?
Dukungan pun datang dari tokoh medis nasional asal Babel, Brigadir Jenderal TNI (Purn.) dr. Ismi Purnawan, Sp.JP(K), M.A.R.S., FIHA. Meskipun kini telah memasuki masa purnatugas sebagai dokter militer, dr. Ismi tetap mengabdikan diri sebagai spesialis jantung di RSAD Gatot Subroto dan beberapa rumah sakit lainnya di Jakarta.
Dokter yang pernah menjadi bagian dari tim kesehatan Istana Presiden di era Megawati ini menilai bahwa sudah waktunya Babel, khususnya Pangkalpinang, memiliki rumah sakit khusus untuk penanganan penyakit jantung dan stroke.
Data pasien asal Bangka Belitung menunjukkan prevalensi kasus penyakit jantung dan stroke cukup tinggi, dan tak sedikit warga yang harus dirujuk ke luar daerah karena keterbatasan fasilitas serta tenaga medis.
“Saya siap membantu mewujudkan cita-cita Bapak Gubernur Hidayat Arsani sesuai dengan keahlian saya. Sebagai langkah awal, saya rasa infrastruktur di RSUP dr. (H.C.) Ir. Soekarno dan RSUD Depati Amir sudah cukup memadai. Tinggal melengkapi alat-alat dan memperkuat SDM-nya,” jelas dr. Ismi kepada media jejaring KBO Babel.
Menurutnya, tantangan terbesar dalam membangun RS spesialis ini justru terletak pada penyediaan sumber daya manusia, terutama dokter-dokter spesialis yang memiliki keahlian khusus.
“Membentuk tim dokter spesialis itu tidak instan, butuh waktu dan tentu saja jaminan kesejahteraan agar mereka bersedia menetap dan mengabdi di Bangka Belitung,” tambahnya.
Tak hanya menyampaikan dukungan moral, dr. Ismi bahkan menyatakan kesiapannya untuk turun langsung membantu pencarian dan perekrutan tenaga medis spesialis yang dibutuhkan.
Ia bersedia menjadi jembatan komunikasi dengan jaringan medis nasional untuk memenuhi kebutuhan SDM rumah sakit jantung dan stroke yang direncanakan tersebut.
“Saya siap ditugaskan untuk melobi dan mencari dokter-dokter yang ahli di bidang ini. Saya percaya dengan visi besar Pak Gubernur Hidayat Arsani, kita bisa mewujudkannya bersama,” tegas dr. Ismi yang juga diketahui sebagai salah satu bakal calon Wali Kota Pangkalpinang dalam Pilkada Ulang 2025.
Rencana pembangunan RS khusus ini diharapkan menjadi tonggak sejarah baru bagi pelayanan kesehatan di Bangka Belitung.
Kehadiran fasilitas khusus tidak hanya akan mengurangi angka rujukan keluar daerah, tapi juga membuka peluang besar dalam penyiapan tenaga medis lokal melalui program pendidikan kedokteran spesialis jangka panjang.
Dengan dukungan dari tokoh seperti dr. Ismi yang telah berkiprah secara nasional, optimisme masyarakat pun mulai tumbuh.
Semoga ikhtiar mulia ini tidak hanya menjadi wacana, melainkan segera diwujudkan demi masa depan kesehatan masyarakat Babel yang lebih baik. (KBO Babel)