Beranda OPINI Mafia Timah dan Diamnya Lanal Babel: Ketika Amanat Presiden Diabaikan

Mafia Timah dan Diamnya Lanal Babel: Ketika Amanat Presiden Diabaikan

0
Mafia Timah dan Diamnya Lanal Babel: Ketika Amanat Presiden Diabaikan
Oleh : Rikky Fermana,S.IP.,C.Med, C.Par, C.NG, C.IJ, C.PW 

 

BANGKA BELITUNG, JOURNALARTA.COM – Negeri ini berdiri di atas kekayaan alam yang luar biasa, tapi justru itu pula yang menjadikannya ladang empuk bagi para cukong, mafia, dan para penikmat rente. Di Bangka Belitung, aroma itu makin terasa menyengat ketika kasus penyelundupan 47 ton pasir timah di Muara Pelabuhan Pangkal Balam menyeruak ke publik namun hingga kini, belum ada satu pun klarifikasi resmi dari Lanal Babel mengenai siapa sebenarnya pemilik barang haram itu.

Penangkapan KM Indah Jaya GT 34 oleh Pangkalan TNI AL Babel pada Jumat (30/5/2025) semula dianggap sebagai kemenangan aparat dalam menggagalkan penyelundupan sumber daya alam strategis. Namun seiring berjalannya waktu, publik justru dibuat bertanya-tanya: siapa dalang di balik 47 ton pasir timah yang nyaris lolos ke Singapura? Kenapa Lanal Babel, yang seharusnya menjadi garda penjaga kedaulatan laut, terkesan bungkam dan tertutup?

Rantai Permainan yang Terbaca, Tapi Tak Terjamah

Informasi yang berhasil dihimpun media menunjukkan bahwa pasir timah tersebut diduga milik seseorang berinisial SY, warga Banten yang dikenal sebagai pemain lama dalam bisnis pasir timah Bangka-Jakarta. Bahkan SY juga disebut terlibat dalam jaringan ilegal baby lobster komoditas laut yang juga menjadi sorotan nasional karena nilainya yang fantastis dan rawan penyelundupan.

Lebih lanjut, penyedia pasir timah disebut-sebut merupakan oknum aparat berinisial SB. SB bahkan diduga ikut membantu menyelamatkan Anak Buah Kapal (ABK) agar tidak tertangkap saat operasi berlangsung. Sementara kapal pengangkutnya, KM Indah Jaya GT 34, diketahui milik RM, warga Pangkalpinang, yang kabarnya kerap memakai kapal tersebut untuk operasi ilegal seperti mengambil minyak kencingan dari kapal tanker di tengah laut.

Semua nama ini mencuat ke permukaan, namun tidak satu pun disebut atau diklarifikasi secara terbuka oleh pihak Lanal Babel. Padahal, ini menyangkut kasus penyelundupan skala besar yang melibatkan jaring-jaring mafia, oknum aparat, dan potensi kerugian negara yang tidak kecil.

Sikap Bungkam yang Mengundang Kecurigaan

Pernyataan Danlanal Babel, Kolonel Laut (P) Ipul Saeful yang membantah keterlibatan oknum aparat dan menyangkal bahwa muatan pasir timah mencapai 47 ton, justru memperkuat kesan bahwa ada upaya meredam atau menyederhanakan kasus ini. “Enggak ada kok, saya yang jaga,” ujarnya kepada media.

Namun faktanya, video berdurasi 3 menit 24 detik yang beredar di kalangan jurnalis menunjukkan proses pemindahan barang bukti dari kapal ke mobil pick-up hitam pada malam hari, didampingi langsung oleh personel Lanal dan POMAL. Gerak-gerik malam hari ini bukan hanya mencurigakan, tapi juga memperlihatkan bagaimana proses hukum dijalankan secara diam-diam—bertolak belakang dengan prinsip transparansi.

Jika memang tidak ada permainan, kenapa tidak diumumkan secara terbuka siapa pemilik barang? Siapa SY, siapa SB, dan siapa yang menyuruh kapal itu berlayar ke tengah laut untuk melakukan transfer pasir timah secara ship-to-ship? Kenapa semuanya seolah dilokalisir dalam ruang senyap?

Pesan Presiden Prabowo yang Terabaikan

Presiden Prabowo Subianto dalam berbagai pidatonya telah menegaskan bahwa TNI harus menjadi benteng terdepan dalam menjaga kekayaan alam Indonesia. Instruksi ini bukan basa-basi. Presiden memahami betul bahwa kekuatan laut Indonesia harus dimaksimalkan bukan hanya untuk pertahanan militer, tapi juga sebagai pengawal ketat terhadap penjarahan kekayaan alam yang kerap terjadi di jalur laut.

Namun kasus ini memperlihatkan betapa rapuhnya pelaksanaan amanat tersebut di lapangan. Alih-alih menjadi penggempur mafia sumber daya alam, beberapa aparat diduga justru ikut bermain di dalamnya. Bahkan, dalam beberapa kasus, aktor penegak hukum bisa menjadi pelindung bisnis haram yang mereka seharusnya berantas.

Pentingnya Keberanian untuk Bersih-Bersih

Bangka Belitung bukan wilayah biasa. Wilayah ini menjadi episentrum ekonomi timah nasional. Namun justru karena itu pula, Babel menjadi ladang subur para mafia dari skala lokal, nasional hingga transnasional. Tidak heran jika banyak pihak menyebut bahwa timah di Babel dikendalikan oleh oligarki kotor yang menjalar hingga ke aparat.

Sudah saatnya Lanal Babel keluar dari kebisuan dan menjawab pertanyaan publik secara transparan. Siapa pemilik timah? Siapa yang menyuplai? Siapa yang memerintahkan kapal ke tengah laut? Siapa oknum yang disebut menyelamatkan ABK?

Tanpa penjelasan terbuka, maka publik akan terus curiga bahwa Lanal Babel sedang menutup-nutupi mafia timah yang telah lama menghantui daerah ini. Sikap diam bukan netralitas dalam konteks ini, ia bisa berarti keberpihakan.

Menanti Tindakan Tegas dari Mabes AL dan Kemenhan

Mabes TNI AL dan Kementerian Pertahanan harus segera turun tangan. Jangan biarkan pangkalan AL menjadi panggung kelam permainan mafia yang merusak wibawa militer dan menciderai kepercayaan rakyat. Jika ada indikasi permainan dalam internal aparat, maka harus dibuka seterang-terangnya.

Kasus ini harus menjadi pintu masuk untuk pembenahan besar-besaran. Bukan hanya terhadap oknum, tapi juga terhadap sistem pengawasan pelabuhan, patroli laut, dan pengawasan sumber daya alam yang selama ini masih sangat longgar.

Keadilan Tidak Bisa Diangkut Diam-Diam di Tengah Malam

Bangsa ini sedang menanti kejelasan. Jika 47 ton pasir timah bisa diangkut diam-diam dan hanya segelintir yang tahu siapa pemiliknya, maka kita tengah menyaksikan pertunjukan kelam dari sistem keamanan negara yang disusupi para mafia.

TNI AL, khususnya Lanal Babel, harus menunjukkan bahwa mereka berdiri bersama rakyat, bukan bersama para penjarah kekayaan alam negeri ini. Jika tidak, maka sejarah akan mencatat bahwa saat rakyat menuntut kejelasan, para penjaga laut justru memilih diam.

Diam yang memekakkan. (Redaksi)


Penulis : Rikky Fermana,S.IP.,C.Med, C.Par, C.NG, C.IJ, C.PW (Penanggungjawab KBO Babel, Ketua DPD Pro Jurnalismedia Siber/PJS Babel, Ketua DPW Babel IMO Indonesia dan Kontributor Berita Nasional)

Tulisan opini menanggapi portal pemberitaan https://www.suarapos.com/terungkap-ini-pemilik-dan-penyedia-puluhan-ton-pasir-timah-tangkapan-lanal-babel/

Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan atau keberatan dalam penyajian artikel, opini atau pun pemberitaan tersebut diatas, Anda dapat mengirimkan artikel dan atau berita berisi sanggahan atau koreksi kepada redaksi media kami, sebagaimana diatur dalam pasal 1 ayat (11) dan ayat (12) undang-undang No 40 tahun 1999 tentang Pers.

Saran dan masukan atas tulisan ini silahkan disampaikan ke redaksi.

 

Baca Berita dan Artikel JOURNALARTA yang Lainnya di Google News

Beri Komentar Anda