Beranda OPINI Bangka Belitung dan Cahaya yang Kita Pertaruhkan

Bangka Belitung dan Cahaya yang Kita Pertaruhkan

1
Bangka Belitung dan Cahaya yang Kita Pertaruhkan

Oleh: Muhamad Zen

Wartawan & Pemerhati Kebijakan Publik

 

Di tengah dunia yang bergerak cepat menuju energi bersih, Indonesia berada pada titik balik sejarah. Kita tak bisa selamanya bergantung pada batu bara, minyak, dan gas. Yang kita butuhkan bukan sekadar langkah kecil, melainkan lompatan peradaban. Dan menariknya, salah satu cahaya awal dari perjalanan besar itu mengarah ke Bangka Belitung — tanah timah yang kini mulai dibicarakan bukan hanya sebagai penyumbang mineral, tetapi sebagai gerbang masa depan energi nasional.

Rencana pembangunan PLTN di Kepulauan Bangka Belitung memantik percakapan yang jauh lebih luas dari sekadar urusan listrik. Ini bukan sekadar proyek infrastruktur; ini adalah ujian apakah negara benar-benar mampu mendengar, memahami, dan menghargai rakyatnya di wilayah yang memikul beban kebijakan strategis.

 

Saat Negeri Tambang Menatap Era Baru

Bagi banyak pihak, energi nuklir adalah jawaban rasional: bersih, efisien, dan tahan masa depan. Teknologinya semakin aman, standar pengawasannya kian ketat. Di tengah tuntutan global untuk menekan emisi, negara yang ingin berdaulat memang memerlukan pondasi energi yang kokoh.

Namun di pesisir Bangka Belitung, laut bukan sekadar hamparan biru — ia adalah denyut hidup. Ada kegelisahan yang wajar ketika mereka bertanya:

“Jika pembangkit ini dibangun, apakah kami masih bisa hidup dari laut seperti biasa?”

Tiba-tiba, diskusi teknis berubah menjadi pertanyaan sangat manusiawi tentang rasa aman, martabat, dan kelangsungan hidup anak-anak mereka.

 

Teknologi Harus Maju, Peradaban Harus Mengikuti

Bangsa besar tidak akan maju jika takut pada teknologi. Tapi kemajuan bukan alasan untuk tergesa-gesa dan mengabaikan rasa cemas rakyat.

Nuklir — jika jadi dibangun — bukan hanya urusan teknisi dan pejabat. Ini adalah urusan para nelayan, pelaku usaha kecil, keluarga di pesisir, dan generasi yang akan tumbuh di pulau ini. Mereka bukan penonton; mereka adalah pemilik ruang hidup yang terlibat langsung dalam perubahan.

Karena itu, kepercayaan publik bukan pelengkap — ia fondasi. Ketika pemerintah memastikan keterbukaan data, kajian lingkungan yang jujur, pelibatan masyarakat, serta jaminan perlindungan ekonomi pesisir, maka pembangunan ini bukan paksaan, melainkan perjalanan bersama.

 

Keputusan Hari Ini, Penilaian Anak Cucu Besok

Ada satu kenyataan yang tak boleh kita abaikan:

apa yang kita putuskan hari ini akan menentukan kualitas hidup generasi setelah kita.

Jika ketakutan lebih besar dari keberanian untuk melangkah, jangan salahkan bila suatu hari anak-cucu kita bertanya dengan getir:

“Mengapa kalian menolak kemajuan? Mengapa kalian biarkan kami tertinggal?”

Setiap bangsa besar berdiri dari keputusan yang berani dan berpandangan jauh ke depan. Mereka yang merintis perubahan sering kali tidak sempat menikmati hasilnya, tetapi generasi setelahnya hidup lebih layak berkat keberanian itu.

Kita pun harus mampu berpikir demikian.

Sebab menghormati leluhur bukan hanya soal ritual, tetapi menghormati visi, kesungguhan, dan keberanian mereka mengambil keputusan untuk masa depan.

 

Cahaya yang Tidak Boleh Membutakan

 

Energi nuklir bisa menjadi lompatan peradaban — atau sumber ketidakadilan baru, jika kita buta terhadap dimensi sosial dan keberlanjutan ekologisnya. Pilihan ada pada cara negara mengelola bukan hanya teknologinya, tetapi juga kepercayaan rakyatnya.

Masa depan bukan sekadar listrik yang menyala terang, melainkan laut yang tetap hidup, masyarakat yang tetap berdaulat, dan generasi penerus yang bangga menyebut kita bukan sebagai generasi yang takut dan ragu, melainkan sebagai generasi yang berpikir jauh dan berani menata negeri.

Jika kita berjalan dengan hati, akal sehat, dan keberanian, maka Bangka Belitung akan dikenang bukan hanya sebagai Pulau Timah, melainkan sebagai tempat Indonesia menyalakan langkah awal energi masa depan tanpa memadamkan harapan rakyatnya.

1 KOMENTAR

Beri Komentar Anda