OPINI

Merajut Integrasi Politik Untuk Kemandirian dan Masa Depan Babel Berdikari

Oleh : Achmad Ferdy Firmansyah ( Aktivis & Politisi )

 

Bangka Belitung, Journalarta.com – Waktu terus bergulir tak terasa masyarakat Babel sedang euforia memperingati ” Dirgahayu Negeri Serumpun Sebalai ” yang ke – 23 Tahun dan kebiasaan umum nya setiap memperingati HUT Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kerapkali dijadikan momentum para ” Kelompok Elit ” atau Tokoh Politik, Masyarakat , Adat , Pemuda dan Agama hanya sekedar menegasikan ketokohan nya masing-masing dengan mengadakan acara – acara yang bersifat seremonial atau perayaan saja tetapi minim dalam menumbuhkan rasa kepedulian dan kecintaan yang sejati untuk Mewujudkan Integrasi secara politik demi masa depan negeri yang Berdikari serta mandiri.

Tidak ada yang beda ketika Masyarakat Indonesia memperingati Hari Kemerdekaan nya yang mana hampir seluruh rumah – rumah warga di seluruh penjuru Bumi Nusantara mengibarkan Bendera Merah Putih dengan harapan terintegrasinya sikap serta cara pandang politik yang tunggal agar tertanam nya di sanubari setiap warga negara Indonesia rasa “Nasionalisme” atau cinta tanah air yang kokoh dalam mengisi kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga di jadikanlah Hari yang sakral secara Nasional.

Kembali ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung atau Negeri Serumpun Sebalai yang sudah memasuki usia ke – 23 Tahunnya tidak sedikit yang mempertanyakan Dimana posisi rasa kecintaan masyarakat nya terhadap cita – cita berdirinya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini ? Setiap tahun kita merayakannya tapi ” Kemandirian ” Prov Kep Babel masih di pertanyakan sehingga harga diri negeri ini kurang di perhatikan dan terkesan belum menjadi skala prioritas dalam konteks pemberdayaan SDM nya oleh Pemerintah Pusat kecuali SDA – nya. Pertanyaannya Mengapa demikian karena kecenderungan para Elit atau Tokoh di Babel belum totalitas melakukan “Integrasi” secara Politik dalam menjaga Marwah serta upaya mewujudkan Kemandirian daerah nya.
Maka dari itu masyarakat Babel terutama para Elit atau Tokohnya mulai lah berfikir Arif dan bertindak bijaksana dengan merajut integrasi Politik yang fokus pada kemandirian untuk menghadirkan negeri yang makmur dan masyarakat nya sejahtera.
Dimensi sikap kemandirian tersebut bukan di artikan sesuatu yang berlawanan dengan Rasa Nasionalisme dan bukanlah idiom dari anti Pluralisme ataupun terjebak dalam isu SARA justru sebaliknya konsep Integrasi Politik komponen masyarakat dan pemerintahan provinsi kep.Bangka Belitung sebagai pedoman ideal nya mewujudkan arti “Bhinneka Tunggal Ika “.

Integrasi Politik yang di aktualisasi kan oleh masyarakat terutama para Elit dan Tokoh di Babel akan berdampak pada “Trust” dan posisi tawar yang strategis dari kebijakan Pemerintah Pusat dalam rangka Pemerintah Pusat menjaga sila 3 Pancasila di Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga tidak mudah di tunggangi oleh oknum-oknum pejabat tertentu di tingkat pusat yang berdarah “Feodalisme” .

Hikmah dari Integrasi Politik yang di upayakan para Elit dan Tokoh masyarakat Babel untuk Mandiri akan berkontribusi positif mewujudkan tujuan Indonesia merdeka yang termaktub dalam Pembukaan UUD 45 alenia ke – 4, Dan definisi Rasa Nasionalisme itu sendiri sudah bersemayam di masing-masing jiwa dan raga masyarakat Babel.

*” Dirgahayu Negeriku Serumpun Sebalai “*!


Eksplorasi konten lain dari Journalarta

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Related Posts