(Foto : Medcom.id)
Jakarta, Journalarta.com – Pemerintah menegaskan protokol kesehatan #pakaimasker, #cucitangan pakai sabun, dan #jagajarak harus tetap dilaksanakan, meskipun vaksin Covid-19 dari Sinovac China telah tiba pada awal Desember lalu dan menjadi langkah maju penanganan Covid-19.
Di lansir dari CNBC Indonesia , Juru bicara vaksin Covid-19 Reisa Asmoro Broto mengungkap, disiplin protokol kesehatan ini masih penting dilakukan mengingat angka kenaikan kasus Covid-19 masih cukup tinggi. Protokol ini pun kelak harus menjadi kebiasaan baru.
“Ada kecenderungan penerapan 3M mulai kendur bahkan longgar, akhirnya banyak terjadi penambahan jumlah kasus, terutama sejak bulan November hingga pekan awal Desember,” katanya dalam keterangan pers yang dirilis oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) pada Jumat (11/12/2020).
Ia pun meminta masyarakat tidak meremehkan penularan Covid-19, meski tingkat kesembuhan tinggi. Kehadiran vaksin harus tetap dibarengi dengan kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan. Reisa menekankan meski vaksin sangat bermanfaat sebagai perlindungan spesifik, tapi vaksin bukan satu-satunya cara pencegahan.
“Baris terdepan pencegahan Covid-19 adalah kita, masyarakat Indonesia, dengan bersama disiplin memakai masker, menjaga jarak aman, dan mencuci tangan, atau 3M,” tegas Reisa.
Duta adaptasi kebiasaan baru ini menyebutkan meskipun vaksin penting, pemerintah tetap berhati-hati sebelum melakukan program vaksinasi. Penggunaan vaksin Covid-19 akan menunggu hasil akhir uji klinis fase ketiga dan harus melalui tahap uji badan POM.
Kini pemerintah tengah menyiapkan tenaga vaksinator, sampai dengan penerapan teknologi tinggi untuk pendistribusian vaksin ke seluruh Indonesia. Vaksin ini pun kelak diprioritaskan untuk pekerja medis dan kelompok rentan.
“Sebagai tahap pertama vaksin akan diberikan kepada pekerja dengan risiko tinggi terhadap Covid-19, yaitu para tenaga kesehatan dan aparat yang membantu proses penelusuran, pengujian dan perawatan pasien Covid-19,” pungkasnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, menegaskan pengendalian Covid-19 tidak akan efektif juga hanya mengandalkan satu cara. Menurutnya, harus dilakukan serangkaian upaya lain untuk menutupi kekurangan dan saling melengkapi.
“Misalnya protokol 3M (#memakaimasker, #menjagajarak, dan #mencucitangan) yang hanya satu aspek, dan 3T (testing, tracing dan treatment) yang satu upaya saja, akan menghasilkan pengendalian Covid-19 yang kurang efektif. Langkah vaksinasi harus tetap diikuti kedisiplinan menjalan protokol kesehatan,” kata dia.(CNBC Indonesia/**)
Eksplorasi konten lain dari JournalArta
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.