Daerah

Lada Berkualitas Itu ‘Muntok White Pepper’ Asal Bangka Belitung

Lada Putih Produksi Muntok Di Minati Dunia.

Pangkalpinang, journalarta.com – Cita rasa yang khas dari lada putih produksi Muntok ternyata menjadi daya tarik yang mendalam bagi beberapa negara di dunia. Produk lada putih dari Kepulauan Bangka Belitung (Babel) ini telah di ekspor ke berbagai belahan dunia untuk memenuhi 40% kebutuhan lada di dunia.

Lada putih Babel memiliki cita rasa rempah berkualitas tinggi yang sangat di minati oleh konsumen dunia, karena memiliki piperin (tingkat kepedasan) yang tinggi (5-7) dan aroma minyak atsiri yang tajam. Di ketahui, harga lada bangka hingga kini telah menyentuh harga Rp105.000.

Untuk menjaga kualitas, sejak Desember 2019 lalu Muntok White Pepper (MWP) telah di daftarkan Indikasi Geografisnya (IG). Dengan begitu, lada yang ada pada label MWP di pastikan sebagai lada yang berasal dari tanah perkebunan petani Babel. Untuk selanjutnya, IG-MWP ini perlu di daftarkan ke berbagai negara, agar MWP terus di awasi baik peredaran maupun kualitas produknya.

Meski begitu, MWP tidak begitu di kenal oleh dunia, karena pada produk lada Bangka yang di jual pada pasar dunia, tidak menyebutkan asal produk. Sehingga, hingga saat ini mereka belum mengetahui asal produk yang di konsumsinya. Berbeda dengan Verstegen, mereka telah memasarkan produk menggunakan nama IG-MWP.

Karenanya, Gubernur Erzaldi bersama Direktur Utama PT. BBBS Bangka Belitung Bumi Sejahtera BUMD Saparudin, Kepala Dinas pertanian Juaidi, Ketua Badan Pengelola Pengembangan dan Pemasaran Lada Rafki melakukan pertemuan dengan Marienne Van Keep dan Evert Jan-Verschuren yang merupakan perwakilan dari Verstegen Company, perusahaan importir lada dan rempah terbesar Eropa. Pertemuan di lakukan secara virtual via zoom meeting, Rabu (1/4/2021).

Baca juga: Gubernur Babel: Kita ke Pengadilan Internasional Jika Lada Di permainkan

Di ketahui saat ini Verstegen membeli produk Muntok White Pepper dari PT Citra Argo Nusantara (CAN).

“Kami telah melabelkan produk dengan nama Muntok White Pepper, tapi aku tidak bisa mempengaruhi yang lain untuk melakukan hal yang sama. Saya setuju, bahwa di masa lampau, Muntok White Pepper adalah nama yang penting bagi semua orang. Namun sekarang, sudah tidak ada yang mengetahui kecuali kolega saya yang kurang lebih 500 orang. Mereka sangat mengena Muntok White Pepper. Tapi orang biasa sudah tidak mengenalnya lagi,” ungkap Marienne.

“Bisa kah kamu memberi saya saran agar Muntok White Pepper ini bisa di kenal banyak pihak. Kita sudah memasarkannya ke mana-mana. Yang saya takutkan, jika MWP tidak di kenal, kita akan kehilangan pembeli. Padahal MWP memiliki kualitas terbaik yang di berikan dari Tuhan sebagai anugerah. Jika kita kehilangan pembeli, maka petani tidak lagi menggarap perkebunan lada dan memilih menjadi penambang atau pekerjaan lain. Kita tidak ingin kehilangan petani dan lada yang berkualitas ini,” ungkap Gubernur Erzaldi.

“Hal itu sangat susah di wujudkan. Karena mereka (penduduk Eropa) tidak memilih lada secara khusus dari daerah Babel. Mereka tidak merasa hal ini spesial. Ketika tidak ada lada dari Indonesia, mereka juga tidak akan keberatan untuk mengonsumsi lada dari Vietnam. Karena mereka tidak mau peduli. Lada merupakan salah satu bagian kecil dari jutaan produk dunia,” ungkap Marienne.

Baca juga: Harga Lada dan Sawit Naik, Ekonomi Petani Bangka Belitung Semakin Naik

Saat ini, kontrol atas distribusi dan harga lada telah di atur. Karenanya, Gubernur Erzaldi terus menguatkan pemasaran. Selama ini perusahaan Verstegen memberi banyak investasi bagi petani melalui PT CAN. Hal yang pernah di lakukannya antara lain melakukan pengembangan, mengontrol kualitas, pelatihan-pelatihan dan lain sebagainya.

“Ini agak rumit, saya pikir masih ada ruang untuk bekerja sama dengan pemerintah agar kita bisa mendukung proyek ini. Untuk sementara, kita bisa melakukan promosi, kami sudah menuliskannya di website dan sosial media meski dampaknya terbatas,” ungkap Evert.

Verstegen merupakan perusahaan yang sangat peduli terhadap petani. Mereka rela berinvestasi dengan uang perusahaan untuk membantu petani di seluruh dunia. Momen ini menjadi kesempatan berharga. Bantuan yang di berikan sebelumnya oleh Verstegen hanya dapat di rasakan sebagian kecil petani, karena melalui Eksportir PT CAN.

Sebagai Pemerintah, Gubernur Babel membangun hubungan baik, agar Verstegen mau membantu mengembangkan petani bukan hanya yang ada pada PT. CAN saja tapi petani di seluruh Babel.

Pertemuan ini belum menemukan keputusan yang berarti. Ke depan akan di lakukan pertemuan lanjutan untuk mendapatkan kesepakatan yang di harapkan dapat menguntungkan perusahaan importir dan para petani.

Baca juga: Harga Lada Babel Tembus Rp 96.000 per Kilogram

Sumber : Dinas Kominfo Babel


Eksplorasi konten lain dari Journalarta

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Related Posts