Daerah

Pusat Berburu Takjil di Pangkalpinang Sepi Pembeli

Pusat Berburu Takjil dan Makanan Berbuka Puasa Selama Ramadhan Sepi Pembeli.

Pangkalpinang, Journalarta.com – Kawasan Sepanjang jalan Masjid Jamik kota Pangkalpinang merupakan salah satu pusat berburu takjil dan makanan berbuka puasa selama bulan Ramadhan. Jajanan dari mulai kolak, aneka minuman, kue-kue hingga gorengan bisa di temukan di lokasi tersebut. Namun kondisi Ramadhan tahun ini agak berbeda, bahkan terlihat pasar cenderung sepi.

Berdasarkan pantauan Journalarta.com Rabu (21/4/2021) di lokasi sejak pukul 16.30 WIB  terlihat hanya ada segelintir pedagang yang menjajakan takjil atau hidangan untuk berbuka puasa.

Mengingat masa pandemi masih berlangsung, sejumlah pedagang yang menjajakan barang dagangannya pun terlihat mayoritas sudah menerapkan protokol kesehatan. Hal itu terlihat di antaranya seperti penggunaan masker.

Sementara itu, para pembeli atau pemburu takjil di lokasi juga semakin sore semakin berdatangan. Namun mereka yang datang juga jumlahnya tak seberapa. Mereka terlihat kebanyakan hanya warga sekitar lokasi yang datang untuk membeli.

Rita, salah satu penjual takjil berupa kolak dan kue basah mengatakan, dia baru tahun ini kembali berani berjualan. Menurutnya, sejak tahun lalu ia sempat vakum berjualan akibat pandemi melanda.

“Alhamdulillah baru tahun ini buka lapak lagi. Masih sepi memang. Tapi lumayan kan,” ungkapnya.

Pusat Berburu Takjil
Suasana Pusat Berburu Takjil di kawasan jalan Ahmad Yani Pasar Pagi Kota Pangkalpinang. ( Foto : Ist )

Baca juga: Pelaku Vandalisme Taman Vertikal Garden Pangkalpinang Di Ciduk Tim Naga

Di lain tempat, Kawasan Pasar Pagi jalan Ahmad Yani Kota Pangkalpinang yang biasanya ramai oleh pedagang dan pemburu takjil pun terpantau sepi.

Umi penjual takjil di kawasan Pasar Pagi yang sempat di bincangi awak media mengaku, selama Ramadan biasanya mereka menjual berbagai macam takjil, seperti mie celor, sayur masak, soto, bakpau, donat, kue, es buah, roti goreng, donat, bolu pisang, bronis.

“Di jual dari harga Rp1-5 Ribu/bungkus. Kalau harga lauk Rp5 ribu, untuk takjil Rp1 ribu. Kita jualan setiap hari, biasanya sebelum ada corona ramai yang beli. Tapi sekarang jarang orang beli taljil di luar lagi,” katanya.

Menurutnya, kondisi itu drastis berubah sejak dampak wabah Corona di Pangkalpinang. Sehingga banyak pedagang maupun warga takut untuk melakukan transaksi di khalayak ramai. Kondisi itu, secara otomatis mengurangi pendapatan warga.

Setiap Ramadhan Umi mengaku bisa mendapat keuntungan hingga Rp300-600 ribu/hari dari berjualan takjil dan menu santap saji. Tapi sekarang untuk mendapatkan Rp 100-200 ribu/hari tidak bisa.

“Sekarang serba susah, jualan tidak laku tidak jualan tidak punya uang. Sekarang sepi yang jualan biasanya sebelum puasa sudah ramai,” keluhnya.(red)

Baca juga: Kepiting Raksasa Sebesar Rumah Muncul di Perbatasan Kota Pangkalpinang

 

 


Eksplorasi konten lain dari Journalarta

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Related Posts