Daerah

Komoditas Jahe Merah Diyakini Sebagai Salah Satu Penawar Virus Covid19

Bangka Tengah, Journalarta.com – Usaha budidaya Jahe Merah merupakan salah satu usaha di bidang agribisnis yang cukup populer dan menguntungkan. Masyarakat di pedesaan diketahui cukup banyak melakukan budidaya Jahe Merah untuk di jual lagi sebagai komoditi yang menguntungkan, atau bahkan merambah untuk di-ekspor ke pangsa pasar luar negeri, Minggu (18/07/2021).

Selain itu, dalam masa Pandemi Covid 19 seperti sekarang ini, komoditas Jahe Merah di yakini sebagai salah satu penawar virus Covid19. Jahe atau Zingiber officinale Rosc merupakan tanaman rempah yang dimanfaatkan oleh kebanyakan warga sebagai minuman atau campuran pada bahan pangan.

Rasa jahe yang pedas bila dibuat minuman memberikan sensasi sebagai pelega dan penyegar tenggorokan. Jika dikaitkan dengan alur masuk virus Covid 19 yang menyerang melalui saluran pernapasan, maka Jahe Merah kini banyak dikonsumsi oleh masyarakat luas.

Dengan demikian, jumlah permintaan komoditas Jahe Merah akhir-akhir ini makin meningkat luas dan menjanjikan.

Jahe, atau Zingiber officinale diketahui memiliki akar kata Zingiber atau nama latin dari bahasa Sansekerta yaitu singibera. Artinya sesuatu berbentuk tanduk.

Sementara itu, di Provinsi Bangka Belitung sendiri. Seorang warga Desa Air Mesu Bangka Tengah, Piat. Diketahui sedang melakukan upaya budidaya pembibitan Jahe Merah. Walau diakuinya hal tersebut baru sebatas menyediakan benih tanam bagi warga yang tertarik menanam Jahe Merah di pekarangan rumahnya.

“Jadi kan program ini memang didukung penuh oleh Pak Gubernur. Saya ini miliki lahan satu hektar, yang pada prakteknya saya kembangkan dengan wahana polybag dan justru tidak memakai tanah, tapi pakai kompos. Kalau tanah, yang ideal itu adalah tanah yang ada di bawah rimbunan pohon pisang, atau tanah yang berada di bawah pepohonan bambu,” urai Piat pada media Minggu sore.

Baca juga: Gubernur Babel: Kita ke Pengadilan Internasional Jika Lada Di Permainkan

Piat bilang, dalam masa Pandemi Wuhan Flu yang terbilang angka penularan masih tinggi. Komoditas Jahe Merah disebut oleh dia jadi Primadona, karena khasiatnya. “Kan salah satu faedah minum Jahe Merah tenggorokan jadi hangat, menambah imun tubuh juga menurut beberapa ahli bahkan bisa membunuh virus Wuhan Flu. Ini kata ahli ya bukan kata saya,” imbuhnya sembari berkelakar.

Jumlah permintaan bibit Jahe Merah bukan hanya meningkat tajam, lanjutnya lagi, tapi sudah sampai kekosongan kuota permintaan yang sangat tinggi. Dia sayangkan, tidak sebanding dengan jumlah bibit yang sedang dibudidayakan di lahan produktif miliknya, yang terletak di belakang Musholla As Sofa Desa Air Mesu Bangka Tengah.

“Orang dari Batam, Singapura bahkan dari Timur Tengah sana beberapa kali menghubungi saya. Mereka berulangkali sudah minta dipenuhi kuota pengiriman ekspor ke tempat mereka. Tapi sayangnya, belum bisa terpenuhi semua,” ujarnya.

Perlu diketahui oleh pembaca sekalian, proses penanaman bibit jahe dalam polybag harus sedikit hati-hati. Pertama, membuat lubang pada polybag, kira-kira sebesar ukuran bibit, kemudian masukkan medianya (tanah, pasir dan pupuk organic/kompos) beserta bibitnya ke dalam polybag.

Setelah itu tutup tutup dengan media disekitarnya dan padatkan ala kadarnya saja. Setelah proses penanaman selesai, media dan bibit harus sering disiram dengan air secukupnya, agar kebutuhannya untuk bertumbuh tercukupi dengan baik.

Pemeliharaan tanaman jahe dalam polybag atau karung terbilang mudah, pemeliharaan tersebut biasanya meliputi: penyiangan, penyiraman penggemburan media, pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit.

Umur panen jahe merah kurang lebih sekitar 10 bulan. Tanaman yang sudah tua dan siap panen adalah tanaman yang sudah melewati masa mengering, di mana daun dan batangnya berubah menjadi kuning dan sudah mengering.

Proses panen jahe yang kita tanam di polybag sangatlah mudah, karena kita tidak perlu susah payah untuk menggali. Kita hanya perlu menggunakan cetok atau merobek kantung polybag yang sudah mulai lapuk.

Angkat rimpang jahe dengan hati-hati supaya tidak rusak, kemudian bersihkan dari tanah dan kotoran yang menempel (jika perlu cuci dengan air bersih). Satu rumpun tanaman jahe yang ada dalam satu media tanam karung ukuran 50 kg bisa menghasilkan rimpang jahe sekitar 2-5 kg.

Terakhir, Piat menganjurkan seraya berharap. Agar tanaman ini bisa dikembangkan di rumah-rumah warga. Mengingat, proses budidaya yang disebutnya cukup mudah serta tidak perlu lahan yang luas. “Kan bagusnya tanaman ini dikembangkan oleh Ibu-Ibu rumah tangga sebagai jenis hobi yang selain menghasilkan tanaman obat herbal juga bisa menghasilkan uang. Saya juga di lahan ini sudah menjualnya dalam bentuk Jahe Merah kemasan, 250 gram seharga 35 ribu rupiah,” pungkasnya.(red)

Baca juga: Sukseskan Pengembangan Jahe Merah, Bank Sumselbabel Koba Kucurkan Rp.1,1 Miliar


Eksplorasi konten lain dari Journalarta

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Related Posts