DaerahNews

Inilah Firasat Orangtua Pemuda Yang Tewas Di Jalan Desa Cambai Selatan

Malam Meninggalnya TA Berimbah Darah, Hendri Bermimpi Buruk Kaki

 

Bangka Tengah, Journalarta.com – Malam hari TA (17) ditemukan meninggal dunia di pinggir Jalan Raya Desa Cambai Selatan, Hendri (36) orang tua TA sempat bermimpi buruk jempol kaki menandakan malapetaka.

“Kalau pertanda sebelumnya memang ada, malam tadi saya saya bermimpi melihat buruk jempol kakinya TA. Kalau orang kami itu adalah pertanda malapetaka, dan benar siang tadi mendapat informasi dari media sosial yang disampaikan kawan TA bahwa TA meninggal dunia hari ini dengan luka dibagian kepala,” kata Hendri, Selasa (22/02/2022) kepada awak media di RSUD Bateng.

Hendri menyebut keseharian anaknya di Desa Simpang Yul Kecamatan Tempilang Kabupaten Bangka Barat bertani di sawah. TA yang beranjak dewasa ini mengatakan kepadanya ingin mandiri, selama 4 bulan belakang ia bekerja sebagai pekerja Tambang Inkonveksional di Kabupaten Bangka Tengah.

Satu minggu lalu, tepatnya Selasa (15/02/2022) sempat pulang ke rumah di Simpang Yul sekira pukul 11.00 Wib, sekira pukul 13.30 Wib TA pun kembali bekerja ke Bangka Tengah.

“Hanya sebentar dirumah. Saya sempat melarangnya pergi, istirahat dulu di rumah. Karena umur 17 tahun, buatlah KTP dan bekerja ikut saya di salah satu perusahaan kebun sawit. Tapi dia tetap ingin mandiri, dan pergi dari rumah,” ujarnya.

Sejak kepergian itulah, Hendri merasa tidak nyaman, setiap hari di telepon dan selalu menyuruhnya pulang.

“Seminggu belakang ini setiap hari kami telpon menyuruhnya pulang, hingga terakhir mendengar kabar anak kami TA meninggal dunia dengan kondisi luka di bagian kepala ini,” ungkapnya sedih.

Hendri yang didampingi istrinya, Jumisah (35) dan Kades Simpang Yul, Faturrohim sepakat meminta Polisi melakukan Autopsi terhadap mayat TA. Menurut keluarga, ada kejanggalan atas kematian TA.

“Kami ingin memastikan penyebab kematian TA ini apa, karena terdapat luka dibagian kepala kemudian jasadnya tergeletak di pinggir jalan. Jika benar dibunuh, kami berharap pelakunya ditangkap dan segera di hukum seberat-beratnya,” harap dia.

Dalam kesehariannya di Desa Simpang Yul, anaknya TA ini tidak ada musuh. Dia biasa bergaul dengan rekan-rekannya, namun tidak tahu dengan pergaulan di Bangka Tengah seperti apa.

“Sekali lagi, kalau terbukti dibunuh. Kami tidak menuntut lebih, tapi kami ingin pelaku dihukum setimpal,” tutupnya. (Red)


Eksplorasi konten lain dari Journalarta

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Related Posts