Pihak KIP Mitra Timah dan Divpam PT. Timah, Tbk Bersedia Mendatangi Pihak Keluarga Korban
Bangka, Journalarta.com – Tragedi tewasnya penambang tambang inkonvensional (TI ) jenis selam di Bangka sudah sering terjadi. Hal itu terjadi karena memang tidak memenuhi persyaratan dalam keselamatan kerja. Itu sebabnya TI selam tidak bisa menjadi mitra binaan PT. Timah,Tbk.
Demikian pernyataan Kepala Divisi Pengamanan (Kadiv PAM) PT. Timah, Tbk, Wing Handoko saat dikonfirmasi awak media terkait tewasnya salah seorang penambang TI selam yang bernama Baron (44) yang menambang biji timah di WIUP PT. Timah, Tbk di Perairan Matras, Kabupaten Bangka beberapa waktu lalu, Minggu (24/7/22).
Wing Handoko menegaskan bahwa PT. Timah, Tbk secara rutin melarang kegiatan penambangan ilegal TI selam dan itu mereka dokumentasikan. Ketika mereka (penambang_red) nekat menambang di IUP PT. Timah Tbk, maka wajib diamankan bijih timahnya.
” Penggantian biaya operasional untuk memperoleh bijih timah dari para penambang tersebut dilakukan oleh CV yang telah ditunjuk ber SPK SHP,” ujarnya.
Wing Handoko mengatakan ukuran keberhasilannya adalah semakin cepatnya program SHP ini bisa berakhir ketika sudah tidak ada lagi penambangan ilegal. Artinya semua penambangan di WIUP PT. Timah, Tbk sudah legal sesuai ketentuan yang berlaku.
” Dari kejadian di matras yang lalu, nyata bahwa para penambang pasti akan bekerja sesuai ijin pemilik ponton. Kemarin itu siapa pemilik pontonnya ? Bahkan ada berita-berita penggiringan opini bahwa pemilik pontonnya dituduhkan ke korban,” ungkapnya.
” Serta berita Hoax lain bahwa kepala korban terpisah dengan tubuhnya. Padahal tubuh korban utuh, dan sesuai visum pihak RSUD penyebab kematian korban adalah terjerat tali/selang ponton TI selam,” tambahnya.
Wing juga menyampaikan bahwa untuk menunjukkan empatinya pihak KIP mitra Timah dan Divpam PT. Timah, Tbk bersedia mendatangi pihak keluarga korban.(Red/tim)
Eksplorasi konten lain dari Journalarta
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
