DaerahNewsUncategorized

2 Oknum Polair Berpakaian Preman Diduga Dampingi Koordinator Tambang Ilegal di Batu Hitam

BANGKA, JOURNALARTA.COM – Dua oknum anggota Kepolisian Air (Polair) berpakaian seperti preman diduga mendampingi warga inisial DD, selaku koordinator tambang timah ilegal di perairan Batu Hitam, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka, Propinsi Kepulauan Bangka.

Hal itu diungkapkan oleh sumber tertutup pada Rabu (21/2/24) petang, kepada wartawan melalui sambungan telepon.

“Yang saya tau, ponton isap disana (Batu Hitam) binaan pak DD. Mereka menggunakan sistem cantingan, menggunakan kapal boat didampingi 2 anggota polair yang berpakaian seperti preman,” ungkap sumber tertutup.

Tambang Timah Ilegal
Aktivitas tambang timah ilegal di Batu Hitam Belinyu.

Sumber juga menyebutkan beberapa nama koordinator tambang di lokasi tersebut diantaranya DD, KS dan A.

“Untuk jumlah ponton sekitar 100 hingga 200 ponton. Terlagi, ponton disana juga bukan cuma binaan pak DD, tapi juga ada binaan KS dan A,” terangnya.

Sementara itu, warga yang berprofesi sebagai nelayan di Batu Hitam merasa resah akan hadirnya aktivitas tersebut dan mempertanyakan keberadaan hukum yang berlaku.

“Kami kecewa dengan hukum disini. Hukum disini lebih berpihak kepada para penambang yang banyak uang, sehingga kami rakyat yang punya kepentingan sebagai nelayan tidak dipikirkan,” ujar nelayan itu, seraya menghela nafas.

Tak hanya itu, ia juga merasa bingung. Pasalnya, lokasi tambang di perairan Batu Hitam sebelumnya sudah pernah diterbitkan tim Gabungan, tepatnya pada tanggal (30/12/2023) lalu.

“Kami sangat heran, kenapa bisa ada lagi ponton- ponton yang bekerja, kan kemaren tim gabungan sudah menertibkan. Ehh, ternyata ada DD yang mengatur adanya aktivitas ini berlangsung,” pungkasnya.

Untuk diketahui, tim yang tergabung dalam razia (penertiban) lokasi perairan Batu Hitam, kecamatan Belinyu, kabupaten Bangka dari para penambang antara lain personil Polsek Belinyu, Satpolair Polres Bangka, Ditpolairud Polda Babel dan Posmat TNI AL Belinyu.

Namun faktanya, aktivitas tambang ilegal tersebut lagi-lagi kembali beroperasi sehingga membuat para nelayan merasa resah.

Hingga berita ini diterbitkan, tim media-red masih dalam upaya konfirmasi ke Direktur Kepolisian Air dan Udara (Dir Polairud) Kepolisian Daerah (Polda) Provinsi Bangka Belitung (Babel) demi keberimbangan berita. (*/KBO Babel)


Eksplorasi konten lain dari Journalarta

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Related Posts