BANGKA BARAT, JOURNALARTA.Com – Warga desa Teluk Limau Kecamatan Parit 3 Jebus Kabupaten Bangka Barat berinisial (AA) korban laka Tambang di lokasi Tembelok pada Selasa, (8/10/2024) dikabarkan tidak meninggal dunia, meskipun sempat tak sadarkan diri dan dilarikan ke rumah sakit.
Salah satu pekerja di lokasi tambang menyebut itu adalah sebuah kecelakaan dalam bekerja.
“Resiko pekerjaan tu bang, tapi Alhamdulillah sesama kawan para pekerja kami bahu-membahu membantu untuk menyelamatkan AA. Ini bukan masalah legal dan ilegal,” ungkap salah satu pekerja yang tidak mau disebutkan namanya di lokasi.
Pekerja itupun menambahkan bahwa pekerjaan apa pun pasti ada resikonya.
“Pekerjaan apa yang tidak beresiko? Semua akan akan ada resiko dan konsekuensinya. Terlalu jauh berpikir kalau disebut akan mencari tumbal. Niat kami Bismillah dari rumah bekerja untuk menghidupi keluarga dan kami sadar akan resiko tersebut”, ujarnya.
Terkait permasalahan legalitas di lokasi tambang timah Keranggan dan Tembelok masih menjadi pro dan kontra, namun apakah di tengah situasi perekonomian yang sulit seperti saat ini masyarakat diharuskan untuk menunggu hingga Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) dan Izin Pertambangan Rakyat (IPR) itu terbit?.
Untuk diketahui, perjuangan untuk meloloskan WPR dan IPR telah dilakukan sejak tahun 2015 guna menindaklanjuti keinginan Presiden RI Joko Widodo yang saat itu berkunjung ke Bangka Belitung (Babel).
Pada saat itu, Presiden Jokowi menginstruksikan untuk dibuat kebijakan dalam WPR dan IPR agar rakyat Babel menambang dengan legal.
Menindaklanjuti hal itu, Gubernur Babel pada saat itu mengatakan untuk segera ditindaklanjuti arahan presiden tersebut.
Namun, hingga saat ini kebijakan yang terus-menerus diperjuangkan itu tetap belum terlaksana dikarenakan terdapat aturan yang berbenturan yang tak dapat ditembus.
Lantas, di saat menunggu ketidakpastian legalitas tambang masyarakat Keranggan dan Tembelok harus melihat wilayah mereka seperti oase di tengah padang gurun?, sementara potensi didalamnya bisa untuk menghidupi kehidupan mereka untuk saat ini.
Kebutuhan perut tidak bisa menunggu saat kehidupan sulit daya beli masyarakat menurun. Warga Keranggan – Tembelok serta Bangka Barat saat ini menggantungkan kehidupan mereka melalui hasil tambang timah tersebut.(*)
1 Komentar