DAERAHKRIMINALNEWS

Oknum Wartawan Ngaku Dapat Kekerasan di Tambang Tembelok, Panitia Tambang : Bukan Dicekik Hanya Dipegang

BANGKA BARAT, JOURNALARTA.Com – Terkait adanya dugaan tindak kekerasan terhadap oknum wartawan bernama Andi (43) yang meminta cantingan timah kepada para penambang di laut Tembelok Kabupaten Bangka Barat mengaku lehernya dicekik oleh salah satu panitia tambang berdasar pengakuannya yang ditulisnya dalam berita media online gosip-news.com pada Kamis, 24 Oktober 2024.

SI, salah satu panitia tambang di laut Tembelok yang pada saat kejadian berada dilokasi sedikit meluruskan, bahwa leher Andi bukan dicekik, tapi hanya dipegang bersama kerah bajunya oleh Panitia kampung.

Hal itu spontan terjadi lantaran kesal kepada Andi karena bersikeras mengakui timah yang ditemukan panitia tambang sebanyak 2 kampil atau seberat kurang lebih 70Kg diakuinya merupakan hasil cantingan mereka dari penambang. Timah itu hendak dibawa lari olehnya, padahal disitu ada hak masyarakat sebesar 20 persen.

Ditambah, hari itu adalah hari pertama beraktivitas kembali penambangan di Laut Tembelok yang sebelumnya sempat tutup, namun Andi tetap mengakui kalau Timah 2 Kampil itu adalah hasil cantingan. Hal ini membuat para panitia dan masyarakat dilokasi tambang tidak  yakin.

Kronologis Awal Mula Kejadian

SI menceritakan bahwa kejadian berawal dari hasil pantauan mereka terhadap ponton dengan nomor 00500 hingga 00507. Ponton tersebut ternyata merupakan binaan atau pegangan Andi berdasarkan pengakuannya dari media.

Akhirnya, ia bersama panitia lainnya melakukan rekam video dari jarak jauh terhadap ponton nomor 00500 yang ternyata memberikan sekampil timah ke boat/perahu yang digunakan Andi untuk dibawa lari.

“Awal-awal gini bang, timah di ponton itu sudah kami pantau. Aku selalu mepet ke ponton – ponton nomor 00500 sampai nomor 00507 dan ternyata emang itulah binaan dia pegangan bang andi selaku media. pengakuan dia dari media. Jadi kami coba rekam video dari jarak jauh, terbuktilah kalau ponton nomor 00500 itu memberikan timah sekampil ke boat bang Andi ini untuk dibawak lari,” ujar SI bersama beberapa panitia tambang lainnya kepada awak media, Rabu malam (24/10/2024).

SI mengatakan setelah dipanggil oleh panitia lainnya, Andi pun mendekat sambil direkam namun lari membawa timah ke tempat lain. Bersama ketiga panitia lainnya, ia mengejar Andi menggunakan boat hingga tertangkap, dan para panitia pun langsung naik ke boatnya.

Namun Andi masih tetap ngotot untuk membawa kabur timah ketempat lain karena baginya itu adalah hasil cantingan. Panitia kemudian mengatakan kepada Andi kalau timah Tembelok harus dibawa ke penimbangan Tembelok berdasarkan aturan yang telah disepakati sebelumnya.

“Intinya dia mau berlari, saya ini ngejar pakai boat, kemudian kami naik ke boat dia. Tapi dia ini selalu maksa untuk bawa timah ini ke lain, yang penting intinya timah itu dibawa kabur. Trus kami bilang, Inikan timah tembelok jadi harus dibawa ke penimbangan tembelok berdasarkan aturan yang telah disepakati sebelumnya,” jelasnya.

Setelah Andi tertangkap, SI langsung mematikan mesin boatnya dan terjadilah cek-cok serta debat diantara mereka karena tetap beralasan kalau timah itu adalah hasil nyanting, namun para panitia tetap tidak percaya karena telah memiliki bukti rekaman video.

“Saya matikan mesin boat itu, nah disitulah kami cekcok dan berdebat. Dia bilang alasannya nyanting tapi kami tidak percaya. Masak baru saja nyanting udah dapat segini. Sedangkan kami ada bukti rekaman video kalau timah dari ponton larinya ke dia,” terangnya.

Hasil Penggeledahan Ditemukan Dua Kampil Timah

Kemudian mereka pun melakukan penggeledahan dan ditemukan timah sebanyak 2 kampil. Kepada Andi yang sambil memvideokan mereka, SI mengatakan masak sebagai media melarikan hak masyarakat, karena 20 persen hasil timah itu adalah kompensasi untuk masyarakat yang harus dibayar.

“Setelah dilakukan penggeledahan, terbuktilah bahwa timah itu ada sebanyak 2 kampil. Timah itu sekitar 70 an kilo kurang lebih. Trus saya bilang, kamu kan media masak kamu ngelarikan hak masyarakat. Inikan ada hak masyarakat 20 persen. Nah disitu dia melakukan perekaman juga terhadap kami. Memvideo saya lah intinya, tapi saya tetep ngotot kalau timah ini harus dibawa ke penimbangan karena disitu ada kompensasi masyarakat yang harus dibayar,” ungkapnya.

Setelah itu, kata SI, Andi mereka suruh menggiring ponton-ponton tersebut ke pinggir. Sampai dipinggir, masyarakat sudah kumpul setelah mengetahui ada timah hasil tangkapan para panitia. Namun lagi-lagi Andi tetap bersikeras membela diri dengan mengatakan kalau itu adalah timah cantingan, yang akhirnya membuat masyarakat menjadi geram setelah mengetahui para panitia memiliki bukti berupa rekaman video.

“Memang ada timah cantingan dia itu bang, cuma sekitar 3Kg dalam plastik. Karena kami ada bukti rekaman video, akhirnya masyarakat jadi geram,” jelasnya.

Tidak Ada Mencekik Leher, Hanya Dipegang

Dikatakan SI, karena masih saja mengelak meskipun sudah terbukti bersalah dan membuat masyarakat mulai dari Ibu-ibu, serta para panitia yang berada dilokasi menjadi semakin kesal, dan akhirnya salah satu panitia kampung memegang leher dan kerah baju Andi karena melakukan perekaman video.

Ia juga menegaskan bahwa tidak ada kekerasan fisik terhadap Andi, hanya memegang leher dan kerah baju

“Mulai dari ibu-ibu, panitia, dan masyarakat sendiri pun kesal karena dia tetap ngelak. Sudah terbukti salah dia tetep ngelak. Akhirnya dia dipegang lehernya oleh panitia kampung karena dia melalukan pemvideoan. Ibu-ibu yang sedang ramai dilokasi menyalahkan dia, karena merasa dirugikan atas tindakan Pak Andi ini,” jelasnya.

“Saya meluruskan sedikit pemberitaan itu. Bukan dicekik tapi dipegang leher dan kerah bajunya. Intinya tidak ada kekerasan fisik terhadap Andi, hanya memegang leher dan kerah baju,” tegasnya.

Sementara itu JR, salah satu panitia tambang Tembelok lainnya yang ada dilokasi menambahkan bahwa sebelumnya sudah pernah menghimbau tidak boleh ada cantingan. Meskipun ada cantingan harus dibawa ke penimbangan dan tetap dibayar karena disitu ada hak masyarakat.

“Kemarin-kemarin kan kita juga sudah menghimbau bahwa tidak boleh ada cantingan. Kalaupun ada cantingan, tetap bawa ke penimbangan nanti dibayar, karena itu ada hak masyarakat. Kompensasi buat masyarakat,” ujarnya.

“Bahkan hari ini saat mulai kerja sudah disampaikan bahwa, untuk siapapun yang nyanting diatas ponton tidak diperbolehkan. Tapi dia (Andi_red) masih ngotot untuk nyanting dan bawak-bawak media,” tandasnya.(Tim)


Eksplorasi konten lain dari JournalArta

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

What's your reaction?

Related Posts

Tinggalkan Komentar