News

Laksamana Yudo Margono Berpeluang Jadi Panglima TNI, Ini Profilnya

Laksamana Yudo Margono di nilai Berpeluang Besar Menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto

Jakarta, Journalarta.com – Laksamana Yudo Margono di nilai berpeluang besar menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto yang akan pensiun pada November 2021 sebagai Panglima TNI. Hal itu mengacu pada Undang-Undang No.34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.

Analis Keamanan dan Sistem Pertahanan, Ade Muhammad menjelaskan secara tradisi Pimpinan Angkatan Laut saat ini memiliki kans besar menjadi Panglima TNI. Ini mengacu pada Undang-Undang No.34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.

Pasal 13 poin 4 menyebutkan bahwa jabatan Panglima TNI bisa dijabat secara bergantian oleh perwira tinggi aktif dari setiap jabatan. Sebelum di jabat oleh Marsekal Hadi Tjahjanto dari Angkatan Udara, komando tertinggi TNI dipegang oleh Jenderal Gatot Nurmantyo dari Angkatan Darat.

“Saya pribadi melihat kans Laksamana Yudo lebih kuat daripada kans Jenderal Andika Perkasa,” ujarnya kepada Katadata, Jumat (10/9/2021).

Kendati demikian, Ade memang melihat, pencapaian Laksamana Yudo sempat tercoreng oleh kasus tenggelamnya KRI Nanggala 402 pada Mei 2021 silam. Di sisi lain, Laksamana Yudo terlihat pasif dalam komunikasi publik.

Ade menilai hal ini membutuhkan upaya khusus untuk memperbaiki citra pimpinan AL tersebut. Selain Laksamana Yudo, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa juga menjadi salah satu perwira tinggi yang dijagokan memimpin TNI.

Namun menurut Ade, Jenderal Andika Perkasa dianggap terlalu agresif sebagai pejabat publik.

“Saya melihat beliau sedang melakukan pencitraan layaknya Pilkada. Website TNI AD dipenuhi citra beliau yang seharusnya lebih menampilkan kinerja pasukannya,” ujarnya.

Kendati demikian, Ade juga menilai prestasi Jenderal Andika sejatinya cukup baik. Namun, ada beberapa persoalan yang disorot seperti latihan bersama Garuda Shield yang memberi kesan Indonesia beraliansi dengan Amerika Serikat dalam konteks ketegangan di Laut China Selatan.

Ia menilai ada semacam karakter Presiden Joko Widodo yang seolah tidak mau dibaca dengan mudah oleh masyarakat.

“Saya ingin mengembalikan pada hak prerogatif Presiden untuk memberikan penilaian terbaik. Bagaimanapun kedua figur ini adalah putra putri terbaik negeri,” Ade menambahkan.

Sementara itu, dukungan terhadap KSAD Jenderal Andika Perkasa sudah ditunjukkan oleh politisi.

“Insha Allah. Semua akan terjadi dalam waktu dekat Jenderal Dudung Abdurachman menjadi KSAD dan Jenderal Andika Perkasa menjadi Panglima TNI,” ujar Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon, Jumat (10/9/2021).

Sayangnya, Effendi enggan memberikan keterangan lebih lanjut. Menurut Undang-Undang jabatan Panglima TNI dipilih dan di angkat oleh Presiden dengan meminta persetujuan DPR dalam hal ini Komisi I. Jika DPR menolak nama yang di ajukan, Presiden bisa mengajukan calon lainnya. DPR bisa kembali menolak calon dari Presiden dengan menyertakan alasan tertulis. Apabila tidak ada respons dari parlemen, maka Presiden berhak mengangkat Panglima baru.

 

PROFIL YUDO MARGONO

Yudo Margono adalah Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) ke-27 yang di lantik oleh Presiden Joko Widodo pada Rabu (20/5/2020). Ia di angkat berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 32 TNI Tahun 2020. Sebelumnya jabatan ini di jabat oleh Laksamana TNI Siwi Sukma Adji.

Yudo lahir di Madiun, Jawa Timur pada 26 November 2020. Yudo lulus dari Akademi Angkatan Laut angkatan ke-XXXIII/tahun 1988.

Begitu lulus, Yudo langsung bertugas di laut, mengawali jejak kariernya dari kapal ke kapal. Karier militernya dimulai dengan menjadi Asisten Perwira Divisi (Aspadiv) Senjata Artileri Rudal di KRI YNS 332.

Selanjutnya, ia bertugas sebagai Kadep Ops di KRI Ki Hajar Dewantara 364, lalu Palaksa KRI Fatahilah 361.

Setelahnya, jabatan Yudo merangkak menjadi komandan di kapal perang. Ia mulai menjabat sebagai komandan di kapal patroli KRI Pandrong (801), selanjutnya ia bergeser menjadi komandan KRI Sutanto (377) sebuah kapal yang didesain untuk peperangan anti kapal selam di perairan dangkal atau pantai. Terakhir, Yudo menjabat sebagai Komandan KRI Ahmad Yani (351).

 

Jejak Karier Yudo Margono di TNI AL

Total 16 tahun Yudo bertugas di kapal. Pada 2004, baru lah Yudo membuang sauh ketika ia diangkat menjadi Komandan Pangkalan Angkatan Laut Tual, Provinsi Maluku. Tugas itu di embannya selama 4 tahun sampai 2008, menurut tni.mil.id.

Selanjutnya, Yudo di tugaskan menjadi Komandan Pangkalan Angkatan Laut Sorong. Ia bertugas selama dua tahun sampai 2010. Pada 2011, Yudo menjabat Komandan Satuan Kapal Eskorta Komando Armada (Dansatkorarmatim).

Di sini Yudo memimpin 21 kapal dalam bebagai jenis, di antaranya, kelas Perusak Kawal Rudal (PKR) 105, kelas Van Speijk yang dilengkapi rudal Harpoon, kelas Corvette dengan kemampuan rudal dan meriam kaliber besar dan kelas Parchim yang berkemampuan anti kapal selam, masih dari sumber tni.mil.id.

Setahun berselang, Yudo kembali di geser kini menjadi Komandan Kolat Armabar.

Pada 2014 ia menjabat Paban II Opslat Sops Markas Besar Angkatan Laut, dan tahun 2015 ia menjabat Komandan Pangkalan Utama TNI AL Belawan.

Pada 2016, Yudo masuk ke jajaran perwira tinggi di Korps Angkatan Laut. Yudo diangkat menjadi Laksamana Pertama dan berhak menyandang satu bintang di bahunya.

Yudo juga ditarik ke Jakarta untuk menjadi Kepala Staf Komando Armada RI wilayah Barat (Koarmabar) [kini Koarmada-I].

Setahun bertugas di Koarmabar, ia lantas diangkat menjadi Panglima Komando Lintas Laut Militer. Di sini, ia bertugas memimpin pergeseran kekuatan militer baik pasukan maupun logistik melalui laut di seluruh perairan Indonesia.

Pada 2018, Yudo kembali mendapat promosi, kali ini ia menyandang dua bintang di bahunya dan menjadi seorang laksamana muda.

Ia lantas di panggil kembali ke Koarmabar untuk menjadi Panglima. Di posisi ini, Yudo bertanggung jawab atas wilayah laut Indonesia di wilayah barat.

Pada 2019, Presiden Joko Widodo meneken Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 2019 tentang Pembentukan Komando Gabungan Wilayah Petahanan (Kogabwilhan) dan Peningkatan Status 23 Komando Resort Militer dari Tipe B menjadi Tipe A. Kogabwilhan berperan mengintegrasikan berbagai pangkalan TNI dari tiga matra di seluruh Indonesia.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto pun mengangkat Yudo Margono menjadi Panglima Kogabwilhan wilayah I yang berkedudukan di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.

Satuan ini bertanggung jawab atas wilayah darat, laut, dan udara di Sumatra, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Seiring dengan pengangkatan ini, Yudo diangkat menjadi laksamana madya.

Jabatan itu bertahan setahun, pada 2020, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengangkat Yudo menjadi Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) dengan pangkat laksamana.

 

Harta Kekayaan Yudo Margono

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dihimpun Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), per 2020, Yudo memiliki harta kekayaan sebesar Rp 11.364.872.854.

Yudo dilaporkan memiliki 18 properti yang tersebar di Surabaya, Sorong, Bogor, Madiun, dan Tangerang.

Di Surabaya, Yudo memiliki 5 unit properti di antaranya tanah dan bangunan seluas 299m²/246m² senilai Rp 1.500.000.000 dan tanah seluas 300m² persegi 1.123.500.000. Total, tanah dan bangunan yang dimiliki Yudo bernilai Rp 6.961.855.000.

Yudo juga memiliki sejumlah kendaraan antara lain Mobil Toyota Fortuneer Jeep pada 2012 senilai Rp 300 juta, mobil Mitsubishi Pajero Sport Jeep pada 2010 senilai Rp 310 juta, dan dua buah motor yang masing-masing bernilai Rp 10 juta.

Selain itu, Yudo memiliki kas dan setara kas senilai Rp 3.408.017.854 serta harta bergerak lainnya senilai Rp 365.000.000.000.

Dengan demikian total kekayaan Yudo mencapai Rp 11.364.872.854. Sebagai perbandingan, pada tahun 2016 saat menjabat sebagai Kepala Staf Koarmabar Yudo melapor memiliki kekayaan sebesar Rp 6.747.025.082. (red/bizlaw)

Baca juga: TNI AL Laksanakan Serbuan Vaksin Serentak Di Pelabuhan Pelindo


Eksplorasi konten lain dari Journalarta

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Related Posts