OPINI

Indonesia Tinggal Sebuah Nama Jika ISIS dan Anteknya Berkuasa

Oleh : Irjen. Pol. (Purn) Dr. Drs. H. Anton Charliyan, M.P.K.N

 

Jawa Barat, Journalarta.com – Pernahkah kita bayangkan apa yang akan terjadi jika negara kita dikuasai ISIS dan anteknya seperti Hizbur Tahrir, Ihwanul Muslimin, Jamaah Islamiah dan lain-lain yang selalu bermimpi ingin mendirikan negara khilafiah dengan strategi berjubah, menjual semangat Islam untuk mendirikan negara berkedok agama atau di Indonesia lebih populer dengan Negara Islam Indonesia (NII).

Sebagaimana yang pernah terjadi di Suriah dan Afganistan yang kini ramai jadi aksi bersama masyarakat Garut Jawa Barat yang tergabung dalam komunitas ALMAGARI ( Aliansi Masyarakat Garut Anti Radikalisme & Intoleran ) karena mereka menyadari akan bahaya NII.

Inilah yang akan terjadi bila Garut jadi negara NII :

Di suriah, pernah kita lihat di media-media bahwa pasukan ISIS menghancurkan patung-patung, relief dan benda bersejarah lainya, maka tidak akan jauh berbeda bila menguasai Indonesiapun akan berbuat hal yang sama. Untuk itu secara otomatis Candi Borobudur sebagai candi terbesar di dunia, Candi Mendut, Prambanan, Rorojongrang dan lain-lain akan dibumi hanguskan rata dengan tanah karena dianggap sebagai berhala. Kemudian museum pun akan dihancurkan karena dianggap sebagai tempat menyimpan benda yg mengarah pada kemusyrikan.

Tahlil, Maulidan, Rajaban, Sholawatan, Syukuran dan tradisi-tradisi hajatan lainya pasti akan dilarang karena dianggap sebagai Bid’ah yang tidak sesuai dengan sunah Rosul. Demikian juga tempat ziarah para wali, para syech dan para aulia lainya pasti akan dibongkar dan dijadikan kebun karena ziarah kubur dianggap sebagai perbuatan Syirik.

Begitu juga nasib para pemimpin nasionalis yang saat ini termasuk golongan anti radikal dan intoleran akan di cap sebagai kafir. Yang anti Islam langsung akan di eksekusi mati, minimal yang paling ringan masuk penjara dan tidak lupa hartanya pun akan disita sebagai Gonimah.

Tempat-tempat ibadah agama non muslim seperti Pura, Kelenteng ,Gereja dan lain-lain tidak bisa dibayangkan nasibnya akan dijadikan apa, yang pasti dibekukan aktivitasnya dan akan dialih fungsikan sebagai kantor atau gedung pertemuan.

Sistem keuangan pun yang pasti akan dirubah mengatas namakan sistem Syariah, sehingga tidak akan ada lagi bank umum seperti BRI, BNI, BCA, Mandiri dan lain sebagainya.

Papan nama kantor dan jalan pun selain huruf latin, dibawahnya pasti diwajibkan memakai huruf arab sehingga tidak akan ada lagi yang namanya hurup jawa hanacaraka, Sunda Kaganga, Huruf Bali, Makasar dan lain-lain semuanya tutup buku.

Pakaian resmi sehari-hari pun yang jelas akan lebih banyak menggunakan gamis dan sorban daripada pakaian batik, apalagi pakaian adat dan tidak menutup kemungkinan bisa diharamkan.

Kesenian pun akan berubah total. Irama gambus pasti akan lebih dominan dari pada irama kecapi, suling dan gamelan, bahkan bukan tidak mungkin para penyanyi tidak akan lagi bisa manggung dan merekam lagu karena menjual suara pun termasuk salah satu perbuatan yang diharamkan. Peristiwa yang terjadi seperti saat ini bisa dianggap sebagai suatu kenaifan, tapi betul-betul akan jadi kenyataan bila mereka benar-benar bisa berkuasa di negara kita.

Kemudian seperti Bali sebagai pusat destinasi wisata nasional dan international, NTT sebagai pusat fauna langka dunia, Papua sebagai sumber daya alam terbesar di Indonesia, Kalbar, Manado, Maluku, Propinsi-propinsi yang mayoritas non muslim pasti akan memisahkan diri dari NKRI karena tidak mungkin lagi bergabung dengan negara yang berdasarkan agama yang berbeda Aqidahnya dengan mereka.

Mungkin masih banyak peristiwa tragis yang akan terjadi di indonesia, yang tidak mungkin bisa dipaparkan semua. Yang jelas tidak akan jauh berbeda sebagaimana yang pernah terjadi di Suriah, Afganistan dan lain-lain seperti yang pernah kita saksikan di media-media sosial.

Maka dengan demikian, secara otomatis bila Indonesia dikuasai ISIS dan anteknya, NKRI pasti bubar, hanya tinggal sebuah nama. Dulu pernah ada yang namanya NKRI tapi kini hanya tinggal sebuah kenangan sebagai sejarah di masa lalu.

Itulah sekilas gambaran bila Indonesia dikuasai mereka para pemimpi NII yang sampai saat ini terus berjuang untuk merebut NKRI dengan kedok dan jubah agama yang dibungkus dengan indah untuk mendirikan Negara Islam Indonesia yang kenyataanya sebagaimana yang terjadi di negara-negara lain. Namun kenyataanya yang bermain itu hanya kelompok-kelompok Aponturir yang haus akan jabatan dan kekuasaan.

Sesungguhnya semua itu tidak terlepas dari kepentingan negara-negara adikuasa yang ingin menguasai sumber daya alam suatu negara tertentu yang dianggap kaya dengan memanfaatkan kelompok-kelompok manusia ambisius sebagai bonekanya. Salah satu strateginya yaitu dengan memanfaatkan fanatisme agama sebagai dogma yang paling murah dan paling efektif seperti yang selama ini terus mereka mainkan di berbagai negara yang jadi target operasinya sebagai contoh seperti yang terjadi di Libya, Turki, Suriah dan Afganistan.

Dengan gambaran diatas tadi, lalu relakah jika negara kita dikuasai mereka ? Sekali lagi relakah jika negara kita dikuasai mereka ??

Mereka sesungguhnya merupakan kelompok-kelompok ambisius yang serakah, yang senantiasa menjual agama demi kepentingan diri sendiri dan kelompoknya yang tidak ada kaitanya sama sekali dengan Islam sebagai agama yang Rahmatan lil Alamin. Sekali lagi gerakan mereka tidak ada kaitanya sama sekali dengan Islam sebagai agama yang Rahmatan lil alamin.

Maka dari itu, jika kita masih mencintai NKRI dan masih menginginkan NKRI tetap berdiri sebagai bangsa dan negara yang utuh dan berdaulat, mari kita satukan seluruh komponen kekuatan kita, baik suku, ras, agama, moril maupun materil, untuk bersama-sama melawan mereka dimana saat ini salah satu perjuangan bersama itu kebetulan ada di kota Garut yang diwadahi ALMAGARI.

Untuk itu mari kita jadikan perjuangan Garut sebagai perjuangan nasional kita bersama. Jangan biarkan Garut berjuang sendirian, sementara mereka lawan kita, bersatu ramai menghantam Garut.

Ingat satu langkah kecil di Garut akan jadi langkah besar di Indonesia, mungkin memang harus di mulai dengan Garut untuk meluruskan Garut dari darurat NII kembali sebagai Garuda Utama di Indonesia.

Mari kita perangi gerakan mereka sekecil apapun, jangan beri mereka kesempatan walau hanya satu inci sekalipun dan jangan biarkan mereka terus tumbuh dan berkembang menjadi virus-virus yang menggerogoti bangsa dan negara dari dalam yang memang pada kenyataanya mereka sangat anti pancasila dan UUD 45, sehingga menganggap para pejabat negarapun sebagai Thogut (Penyembah Setan).

Maka dengan demikian sudah sangat layak jika mereka dikategorikan sebagai penghianat bangsa. Jangan beri ampun, sikat habis mereka-mereka para penghianat bangsa. Sudah saatnya kita pakai jurus NOBAT (Nongol Langsung Babat).

Ora Et Labora, mari kita berjuang, mari kita bekerja sambil berdoa.(KBO Babel)

Irjen. Pol. (Purn) Dr. Drs. H. Anton Charliyan, M.P.K.N. merupakan seorang Purnawirawan perwira tinggi Polri yang sebelumnya menjabat Analis Kebijakan Utama Sespimti Lemdiklat Polri.

 


Eksplorasi konten lain dari Journalarta

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Related Posts