DaerahNews

Polemik Seputar Kegiatan Toraja Carnaval, Disbudpar Sulsel Angkat Bicara

Disbudpar Sulsel Tidak Pernah Merekomendasikan Untuk Mencetak Dan Menetapkan Harga Tiket

 

Sulawesi Selatan, Journalarta.com -Polemik tiket masuk ke Obwis Buntu Burake sudah beberapa hari ini menjadi pemberitaan di media online maupun media sosial lainnya.

Sebelum Event Carnaval  Budaya Toraja (Toraja Carnaval) pengunjung yang datang ke Obwis Burake untuk menyaksikan salah satu patung tertinggi di dunia dan  menikmati pemandangan kota Makale, awalnya  membayar biaya tiket masuk sebesar Rp10 ribu.

Sementara dalam beberapa hari ini tiket masuk ke Burake meningkat jadi Rp15 ribu hingga Rp150 ribu terdiri dari tiket masuk Burake Rp10 ribu, tiket Toraja Carnaval dari Rp5 ribu hingga Rp100 ribu bahkan hingga Rp150 ribu.

Saat dikonfirmasi ke Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Kebudayaan dan Parawisata (Disbudpar) menyatakan, tidak pernah merekomendasikan untuk mencetak tiket dan menetapkan harga tiket pada pelaksanaan Toraja Carnaval.

Disbudpar Sulawesi Selatan hanya  sebagai supporting  event. Kegiatan Toraja Carnaval di Objek Wisata (Obwis) Buntu Burake dilaksanakan  oleh Event Organizer (EO) ungkap salah seorang  sumber di Disbudpar Sulsel yang enggan disebut namanya via ponsel, Jumat (20/5/2022).

” Soal tiket, itu terpisah dari pembiayaan kami. Kebijakan ada di Kabupaten setempat kalau tidak salah Dispenda, perijinan semua sudah melalui pemerintah kabupaten. Itu ada kerjasamanya. Saya tidak tau berapa- berapa ya”, terangnya mengutip berita5.com.

Lebih lanjut dikatakan sumber tersebut bahwa masalah tiket pihaknya tidak mencampuri, sebab Itu terpisah dari kegiatan mereka. Mereka hanya mensupport untuk kegiatan tari dan nyanyi.

“Kalau mendatangkan artis itu bukan wewenang Disbudpar, karena tidak boleh, karena tidak ada biaya untuk itu “, tegasnya.

Ia menjelaskan misalnya mendatangkan artis, membayar artis itu urusan mereka. Sedangkan diluar kewenangannya tidak diperbolehkan.

Lebih jauh dikatakannya, menjual tiket tidak ada sangkut pautnya dengan Disbudpar provinsi. Kebijakan itu ada di kabupaten setempat, Bapenda atau berkolaborasi dengan EO.

” Kami tidak tau. Intinya kami tidak pernah memberi rekomendasi,” ujarnya.

“Rekomendasi penjualan tiket tidak ada, Toraja Carnaval itu di support, makanya kami hadir, melihat apa yang bisa disupport karena itu mengangkat budaya Toraja. Soal harga tiket yang dijual, kami tidak ada merekomendasikan. Kalo panitia atau penyelenggara mendatangkan artis mereka semua yang membiayai, kami tidak akan membiayainya,” sambungnya.

Sumber dari dinas itu pun menyebutkan bahwa terkait anggaran kegiatan, pihaknya akan memverifikasi ulang, apabila ada muncul angka Rp900 juta, Ia mengatakan itu mungkin termasuk mendatangkan artis dan membayar artis.

“Anggaran bagi kegiatan Toraja Carnaval yang disiapkan Disbudpar tidak sebanyak itu (red_Rp 900 juta),” ungkapnya.

“Pemerintah dalam hal ini Disbudpar Sulsel dalam pelaksanaan Event Toraja Carnaval ini murni untuk Promosi Parawisata Toraja dinikmatin oleh semua kalangan masyarakat tanpa mengeluarkan biaya apapun alias gratis”,timpalnya.

Lebih lanjut dikatakannya, apabila ada komponen masyarakat dalam kegiatan Toraja Carnaval ingin berpartisipasi dengan mendatangkan artis dari dalam dan luar dalam rangka mempromosikan daerahnya sendiri, pihaknya senang saja dan mereka tidak merekomendasikannya apalagi mensupportnya.

“Artis yang di suport dalam kegiatan ini adalah artis daerah, misalnya artis Toraja karena itu adalah peningkatan ekonomi masyarakat. Bila kita mendatangkan artis dari jauh itu sudah komersil, kenapa kita harus bayar lagi”,tutupnya (Red.*)

 


Eksplorasi konten lain dari Journalarta

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Related Posts