“Mengembangkan Minat Generasi Muda dalam Menghidupkan Ekonomi Kreatif Guna Menghadapi Tantangan di Era Digital”
Pangkalpinang, Journalarta.com – Dalam menghadapi laju pandemi Covid-19 yang tidak tahu kapan akan berakhir, generasi muda harus segera mengambil langkah mengembangkan usaha ekonomi kreatif sebagai upaya menghadapi tantangan dan menjadi pemenang. Keywordnya, kreatif.
Motivasi ini diberikan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman saat membuka Webinar Nasional “Mengembangkan Minat Generasi Muda dalam Menghidupkan Ekonomi Kreatif Guna Menghadapi Tantangan di Era Digital” secara virtual melalui aplikasi zoom, Selasa (21/9/21).
“Masa pandemi menjadi tantangan yang harus dihadapi melalui hal yang tidak biasa. Keywordnya, kreatif. Kreatif menjadi kata kunci dalam membangkitkan ekonomi di tengah pandemi. Mahasiswa sebagai generasi muda tidak boleh terpaku dan hanya menunggu saja,” ungkapnya.
Gubernur mengatakan, kebanyakan dari mahasiswa menunggu hingga lulus dulu, baru memulai. Seharusnya mahasiswa bergegas, aktif kreatif mencari solusi bagaimana menggerakkan ekonomi. Dia menyebut mahasiswa jangan mengeluh, dan jangan mengatakan belum siap, belum pernah belajar, atau tidak ada modal. Tetapi, menjadi kreatif.
Dihadapan 100 orang mahasiswa peserta webinar, Gubernur Erzaldi juga mendorong mahasiswa untuk mengembangkan kreativitas serta mengasah kemampuan entrepreneurship melalui pertemuan, komunikasi, kolaborasi, dan komunitas yang dapat melahirkan ide-ide kreatif. Dikatakannya, dari komunitas, sesuatu dapat dikembangkan, dicari solusinya, dan menarik peluang menjadi suatu kesempatan usaha.
“Tangkap kesempatan yang ada di lingkungan kita, karena sekarang masanya Bangka Belitung bangkit dan mengembangkan ekonomi kreatif. Hal ini perlu didukung oleh dosen tentunya,” ujar gubernur.
Gubernur menjelaskan dirinya saat ini tengah berada di Probolinggo dalam rangka melihat gerakan ekonomi kerakyatan berbasiskan komoditi udang melalui teknologi yang tebaran bibit udang per meter per segi sebanyak 2000 ekor, dan di Bangka Belitung baru 140 ekor. Masa panen menggunakan teknologi ini selama 56 hari, dan di Bangka Belitung masa panennya masih 120 hari.
“Hal ini merupakan bentuk kreativitas yang harus disebarkan di Bangka Belitung karena sangat efisien,” ungkapnya.
“Untuk itu, asah kreativitas dan keilmuan kalian. Gagal tidak akan memupus harapan, melainkan bagian dari pengalaman untuk lebih maju ke depan. Jiwa enterpenuership tidak datang begitu saja, tapi harus diasah dan dikembangkan,” tambahnya.
Dekan Fakultas Ekonomi, Reniati, mengungkapkan bahwa ekonomi kreatif memang belum berkembang di Bangka Belitung, yaitu ekonomi yang berbasis kreativitas dan inovasi, yang terdiri dari 17 subsektor, yang paling dominan adalah industri makanan dan minuman.
“Sedangkan subsektor yang lain belum banyak berkembang di Babel misalnya, industri komputer, entertaint, kerajinan, pasar seni.
“Kita berharap generasi muda dapat mengisi potensi-potensi industri kreatif yang ada di Bangka Belitung untuk menjadi sumber ekonomi baru,” ujarnya.
Reniati mengatakan, ada 4 sektor saat ini yang menjadi kontributor utama dalam perekonomian Bangka Belitung, yakni pertanian, perikanan, kehutanan dan sektor industri pengolahan yang terfokus pada timah sebanyak 83% dan 17% non timah yang didominasi oleh pengolahan sawit dan sektor perdagangan.
“Salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru disiapkan adalah sektor pariwisata dimana banyak terdapat industri kreatif yang harus berkembang,” katanya.
Dengan pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung yang positif di triwulan 2 tahun 2021 di atas 6%, Babel sebagai leading di antara regional Sumatera selain Kepulauan Riau, diharapkan mahasiswa mampu mengakselerasi potensi ekonomi yang lain melalui webinar ini.
Sehingga mampu memberikan rekomendasi yang dapat diimplementasikan oleh mahasiswa sebagai ajang perubahan, dan bagian dari UBB, serta masyarakat Bangka Belitung.
Hal selaras diungkapkan oleh CEO Walan.id sekaligus Ketua Gerakan Ekonomi Kreatif Babel, Tommy Setiawan yang menyebut bahwa ada tiga hal utama untuk menjadi seorang entrepreuner, yakni mindset atau pola pikir, ide dan mentality.(red)
Eksplorasi konten lain dari JournalArta
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.