News

Nilai Tukar Rupiah Terkendali, Inflasi kembali ke Dalam Sasaran

Jakarta, Journalarta.com – Bank Indonesia (BI) menyebut Nilai tukar Rupiah terkendali sejalan dengan kebijakan stabilisasi yang ditempuh. Nilai tukar Rupiah secara year to datetercatat menguat 3,63% ptp dari level akhir Desember 2022, lebih kuat dibandingkan dengan apresiasi Peso Filipina, Rupee India, dan Baht Thailand masing-masing sebesar 1,78%, 1,11%, dan 0,42%.

“Ke depan, dengan akan meredanya ketidakpastian pasar keuangan global, Bank Indonesia memprakirakan nilai tukar Rupiah akan menguat ditopang oleh prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat, inflasi yang rendah, imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik, dan dampak positif dari implementasi PP 36/2023 tentang DHE SDA,” ujar Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono dikutip dalam siaran persnya, Selasa (25/7/2023).

Erwin mengatakan, Persepsi investor terhadap prospek perekonomian Indonesia juga menguat, tecermin pada peningkatan outlook sovereign credit rating Indonesia oleh lembaga pemeringkat R&I, dari stabil menjadi positif, dengan level rating tetap terjaga pada BBB+ (dua notch di atas level terendah investment grade).

“Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah melalui triple intervention dan twist operation untuk memitigasi risiko rambatan ketidakpastian pasar keuangan global,” ungkapnya.

Inflasi kembali ke dalam sasaran lebih cepat dari prakiraan.

Erwin menambahkan, Inflasi IHK pada bulan Juni 2023 tercatat 3,52% (yoy) sehingga berada di dalam sasaran 3,0±1%. Penurunan inflasi terjadi di semua kelompok.

“Inflasi inti Juni 2023 tercatat 2,58% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 2,66% (yoy) dipengaruhi oleh stabilnya nilai tukar, turunnya harga komoditas global, rendahnya dampak lanjutan dari inflasi volatile food, dan terkendalinya ekspektasi inflasi,” terangnya.

Sementara itu, Erwin menyampaikan Inflasi kelompok volatile food tercatat 1,20% (yoy), turun dari inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 3,28% (yoy).

“Inflasi kelompok administered prices juga menurun dari 9,52% (yoy) menjadi 9,21% (yoy),” ujarnya.

Menurut Erwin, Kembalinya inflasi ke dalam sasaran sebagai hasil positif dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi pangan antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam TPIP dan TPID melalui penguatan GNPIP di berbagai daerah.

“Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali dalam kisaran 3,0±1% pada sisa tahun 2023 dan 2,5±1% pada 2024,” tandasnya.(*)


Eksplorasi konten lain dari Journalarta

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Related Posts